Tuhan,apa yg harus saya lakukan bila jalan-Mu sudah diputuskan?
Diam?
Pasrah?
Menangis?
Dada saya tiba-tiba menyempit dan udara enggan masuk ke paru-paru.Badan terasa dingin dan melemas.Saya takut!
Yah,DIA DATANG LAGI...:'(
Setelah terakhir kali dia menghampiri saya kurang lebih 3 tahun lalu di sebuah tempat yang entah itu dimana.Di sebuah tempat yang dingin dan tak ada orang yang saya kenal dengan dekat waktu itu.
Tapi saya merasa nyaman ketika saya tidur berselimutkan benda seperti terpal bersama seseorang berambut keriting panjang yang saya sendiri tidak tahu siapa dia.
Saya tidak menangis.
Dan sekarang,ketika dia datang lagi menemui saya dengan keganasan yang sama,saya seperti seorang claustrophobia.Saya menangis ketakutan.Napas saya sempit,udara tak ingin masuk,dan..
dan saya tidak bisa bernapas...
Saya hanya butuh Ibu saya di sini.Mengusap dada saya sambil mengisahkan cerita-cerita kuno.Matanya pasti tergenang air mata,tapi saya yakin,akan ada senyum yang tetap bisa menguatkan saya.
Saya ingat ketika dulu,saat saya masih jauh dari usia 21,saya tumbang karena gejala typhus.Ibu selalu tersenyum di depan saya.Meyakinkan bahwa saya akan segera sembuh dan bisa bermain bola lagi.Dia tetap tersenyum.
Tapi ketika suatu malam,saya merasakan usapan tangan di kepala.Tangan Ibu saya.Beliau mengeluarkan isakan lirih.Ya,Ibu menangis.
Dan beberapa saat lalu,suaranya terdengar bergetar di seberang telfon.Mungkin Ibu sedang menangis sekarang...