Saya adalah anak kost. Saya sudah kost sendiri sejak kelas X SMA. Seperti anak kost pada umumnya, mie instan adalah makanan favorit sekaligus dewa penyelamat saat kantong kosong karena kiriman belum datang.
Saya pernah berpikir bahwa saya tidak akan pernah bisa hidup tanpa Indomie. Mie kebanggaan bangsa Indonesia ini sebenarnya memang layak masuk ke dalam buku daftar nama-nama pahlawan. Rasanya yang nikmat dan didukung dengan harga yang terjangkau adalah pilihan pas bagi masyarakat Indonesia, terutama kaum rantau yang seharusnya dipelihara oleg negara ini. Tapi mie instan sebenarnya hanya manis di bibir, memutar kata, malah kau tuduh akulah segala penyebabnyaaaaa *mbak fokus mbak*. Benar, mie instan adalah makanan enak, tapi nikmat yang diberikan adalah kenikmatan sesaat yang mungkin saja bisa mendatangkan sesuatu yang membuat kita tidak nyaman nantinya.
Sebagai anak kost, saya berhasil lepas dari jerat kenikmatan sesaat dari mie instan. Sudah sejak pertengahan tahun saya mulai berhenti makan mie instan. Tadinya saya pikir saya tidak akan bisa lepas dari kecanduan mie instan tersebut, terlebih saya saat itu sedang sangat menyukai mie instan asal Korea yang bintang iklannya adalah seorang pria dengan bibir cemokot bernama Lee Yong Dae. Oke, maap, kalimat di atas untuk 17+. Tapi nyatanya saya bisa.
Mungkin tidak banyak efek yang saya rasakan ketika berhenti menyantap mie instan. Namun saya percaya, kalau saya melanjutkan mengkonsumsi makanan ini, efeknya akan saya rasakan nanti di masa depan. Karena kita hidup bukan hanya untuk hari ini, tapi kita juga hidup di masa depan. Apa yang kita tanam hari ini, akan kita panen di masa depan. Bila kita mengkonsumsi makanan yang baik, Insya Allah di masa depan kita juga akan merasakan tubuh yang baik. Begitu pula sebaliknya.
Banyak yang menanyakan mengapa saya berhenti mengkonsumsi. Banyak pula yang berpendapat bahwa hidup yang hanya sekali ini akan sangat sia-sia bila kita menghindari banyak makanan. Bahkan ada yang bilang bahwa saya tidak menikmati hidup dengan memilih-milih makanan yang saya konsumsi.
Tapi menurut saya, inilah cara saya menikmati hidup, dengan memilih makanan yang baik untuk tubuh saya dan tidak sekedar memanjakan lidah dan mengenyangkan perut (juga menambah lemak jahat di badan).
Namun ini adalah pilihan masing-masing. Semua orang punya hak untuk memilih apa yang akan dimasukkan ke dalam tubuh.
Dengan berhenti mengkonsumsi mie instan, saya berusaha untuk membuat hidup saya lebih baik ke depannya. Semoga ini adalah salah satu cara yang benar untuk menjaga kesehatan yang telah diberikan Tuhan kepada saya.
Lebih baik mencegah daripada mengobati, kan?
Keep RAWk!!!
No comments:
Post a Comment