Tuesday, December 25, 2012

Diet? Are you sure?

     Hari ini saya mendapat beberapa hal yang menguatkan pendapat saya tentang diet selama ini. Pendapat saya adalah bahwa diet bukanlah cara yang efektif untuk menurunkan berat badan. Iya, saya berani mematahkan banyak opini yang mengatakan bahwa diet adalah cara untuk mendapatkan bentuk tubuh dan berat badan ideal. Hal ini saya tujukan pada orang-orang di sekitar saya yang selama ini menyatakan kengeyelannya akan hal tersebut.

     Beberapa orang di sekitar saya menganggap bahwa tujuan olahraga adalah untuk menurunkan berat badan. Sungguh, demi dewa timbangan, ini adalah niat yang sangat salah. Saat kita berniat menurunkan berat badan ketika memulai olahraga, maka yang terjadi adalah saat berat badan kita tidak turun, kita akan merasa putus asa dan tidak mau berolahraga lagi. Karena sejatinya berat badan akan tidak kita sadari berada pada titik ideal saat kita rajin berolahraga, bukan malah niat menurunkannya dengan olahraga.

     Olahraga bukan untuk menurunkan berat badan, tapi untuk menyehatkan badan, itulah pendapat saya.

     Olahraga itu berat? Tidak. Olahraga adalah cara paling mudah untuk menjaga kesehatan. Kita punya kaki, kita bisa memulai dengan berlari pagi seminggu dua kali. Saya bukan orang yang expert dalam hal olahraga. Tapi menurut pengalaman, jangan sekali-kali memaksakan diri untuk berlari saat kita baru memulai berolahraga dan sebelumnya jarang atau tidak pernah berolahraga. Saya sendiri tidak tahu akibat persisnya. Tapi yang paling terasa bila kita memaksakan diri adalah tenaga akan terkuras dan salah-salah kita bisa sesak napas. Padahal untuk orang yang sering berolahraga, waktu setelah selesai berolahraga adalah waktu di mana semangat kita kembali tinggi.

     Bila kita tidak kuat berlari, biasakan untuk rajin berjalan kaki dalam banyak kesempatan. Jangan biarkan tubuh kita klumbrak-klumbruk tidak mengeluarkan keringat. Dan di jaman digital seperti sekarang, video tutorial tentang yoga untuk pemula bertebaran di internet. Itu adalah salah satu cara menghemat waktu dalam berolahraga, karena kita bisa melakukan yoga dengan gerakan sederhana hanya dalam waktu 20 menit.

     Ketidaksetujuan saya juga tertuju pada orang-orang di sekitar saya yang pergi nge-gym untuk menurunkan berat badan tapi tetap sering begadang, merokok dan makan makanan cepat saji.

     Kesalahan terjadi juga pada seorang teman yang sangat ingin memiliki bentuk tubuh ideal dengan cara instan yaitu dengan cara meminum obat diet. Dia mengatakan bahwa obat tersebut dapat mengeluarkan lemak di dalam tubuh lewat kotoran yang keluar. Pertanyaannya adalah mengapa tidak mengubahnya menjadi tenaga?

     Selain mengkonsumsi obat tersebut, dia juga melakukan diet dengan cara yang menurut saya cukup ekstrim. Pagi tidak sarapan, siang makan mie instan (karena menurutnya mie bukan nasi yang dapat membuatnya gendut) dan malam hanya makan buah. Lalu apa yang menjadi asupan badan dengan pola makan seperti itu.

     Saya masih ingat saat satu minggu lebih, sesuai target yang dia baca di kemasan obat, dan tidak berhasil, malahan dia sakit typhus. Saat sembuh dari sakit, akhirnya dia kembali pada pola hidup semula, makan sembarangan dan waktu tidur yang salah.

     Saya tentunya bukanlah orang dengan pola hidup sempurna, dan tidak semua orang yang melakukan diet, sama dengan teman saya tadi. Namun sebisa mungkin saya selalu menjaga gaya hidup sehat. Bukan demi menjaga bentuk tubuh agar tidak gendut, tapi demi kesehatan saya.

     Saya tidak makan daging merah sejak kecil. Beberapa kali saya mencoba makan daging saat kuliah, dan ternyata rasanya memang tidak enak. Entah sikap saya total tidak makan daging merah adalah kesalahan atau bukan. Tapi yang saya tahu adalah para vegetarian yang bergaya hidup sehat juga tidak mngkonsumsi daging. Selain itu, daerah asal saya yang bukan dari kota membuat saya terbiasa dan sangat akrab dengan sayuran.

     Mungkin untuk orang yang tumbuh di daerah perkotaan, banyaj yang susah untuk makan sayur bahkan tidak doyan sayur. Tapi berbagai jenis sayuran adalah santapan saya sejak kecil. Makan pucuk daun jambu mede dan jambu batu adalah hal yang lumrah bagi saya dan keluarga saya yang tinggal di Lampung, yang notabene adalah daerah dengan orang-orang yang hobi melahap dedaunan mentah sebagai lalapan. Dan saya akan memilih untuk memilih makan sayur dengan tempe daripada dibayar untuk akan daging.

     Selain itu, ikan dan seafood lainnya adalah makanan wajib di rumah keluarga saya. Anda akan mendapati olahan makanan laut di meja makan setiap hari, bukan daging atau ayam.

     Saya juga beruntung karena tidak suka makanan manis yang katanya menyebabkan kolesterol. Bukan menghindari gula, karena glukosa juga dibutuhkan untuk diubah menjadi tenaga.

     Saat kecil, Ibu saya sering menyuruh saya memakan gula aren. Entah untuk apa, saat itu saya tidak tahu. Ibu saya juga tidak pernah menceritakan maksudnya sampai sekarang meskipun rutin mengirimkan gula aren. Tapi beberapa waktu yang lalu saya pernah melihat tayangan di televisi tentang seorang pendaki yang memakan gula aren di sela-sela pendakian. Dan sekarang saya tahu bahwa  rasa manis di gula aren atau gula kelapa lebih baik daripada manis pada gula tebu. Tapi melihat ke arah kesehatan pun, minum kopi dengan gula Jawa lebih nikmat daripada gula tebu :D

     Jadi, apa salahnya mulai sekarang kita mengubah gaya hidup juga pola pikir kita yang selama ini salah. Bahwa lebih baik menjadi sehat daripada menjadi kurus dengan cara instan demi untuk mendapatkan bentuk dan berat badan yang katanya ideal.

     Kita bisa memulai dari diri sendiri mulai sekarang. Gaya hidup sehat, menjaga pola makan dan jangan lupa berolahraga. Karena makanan bukan untuk dihindari dan ditinggalkan, tapi untuk diatur dengan baik.

MEN SANA IN CORPORE SANO!!!

No comments:

Post a Comment