Tuesday, January 29, 2013

Pantai Tulus, Surga Kecil Yang Tersembunyi

     Liburan idul fitri kemarin, seperti tahun-tahun sebelumnya saya selalu pulang ke Bumi Ruwa Jurai, Lampung. Saya sengaja cuti lebih dari seminggu karena saya memang ingin bisa lebih lama tinggal di rumah.

     Dan seperti kebiasaan setiap saya pulang, list tempat-tempat yang akan dikunjungi untuk makan siang pun disusun. Iya, tempat makan siang. Jangan bayangkan bahwa tempat yang akan dikunjungi untuk makan siang adalah sebuah restoran atau rumah makan unik. Tempat yang saya maksud adalah sawah milik tetangga, kebun kakao, atau sebuah sungai yang biasa kami sebut Kali Is. Keluarga saya bukanlah jenis keluarga yang bisa dengan mudah makan dengan lahap dalam berbagai kondisi. Terutama adalah saya dan Ibu saya yang makan tergantung pada mood.

     Maka dijadwalkanlah 2 buah hari untuk kami sekeluarga pergi ke pantai. Salah satu yang selalu menjadi pilihan dari keluarga saya adalah pantai yang sepi tanpa pengunjung, kalau bisa masuk ke hutan dan benar-benar sepi hanya ada kami.

     Setiap tahun, pantai yang tidak pernah absen kami kunjungi adalah pantai Batu Solo. Entah kenapa namanya Batu Solo. Pantai lumayan indah di pagi hari sampai sekitar pukul 12 siang. Karena di waktu-waktu tersebut, air laut masih pasang dan jernih. Kita bisa pergi ke tengah laut, naik ke atas pohon bakau dan memancing ikan. Kelebihannya adalah, kita bisa melihat langsung mulut ikan yang terbuka dan menyambar umpan yang kita berikan. Selain itu, pantai Batu Solo adalah tempat berkumpulnya jenis kera putih yang akan muncul di sore hari saat air laut mulai surut.

     Berkali-kali saya dan keluarga mendatangi pantai ini dengan membawa bekal makanan yang lebih mirip seperti korban banjir yang akan mengungsi dibanding dengan orang-orang yang akan pergi camping. Dan karena sudah berkali-kali datang, dan seharian di pantai Bapak saya hanya numpang tidur siang, maka akhirnya kami memutuskan untuk mencari pantai baru di kedua petualangan makan siang kami.

     Suami kakak saya adalah orang yang suka berpetualang keliling kemana-mana. Dan akhirnya dia mengusulkan untuk kami pergi ke pantai Tulus. Sebuah pantai di daerah kecamatan Gayau, di bagian selatan Lampung.

     Kata Gayau sendiri membuat saya berpikir bahwa ini adalah lokasi yang sangat jauh dengan jalan berlubang masuk ke hutan.

     Saya pernah sekali pergi ke daerah Gayau tersebut semasa SMP. Kalau tidak salah, ketika itu kami akan mengadakan latihan pramuka bersama dengan siswa dari beberapa SMP di daerah tersebut, sedangkan pembinanya sendiri berasal dari sebuah SMA Negeri di daerah Punduh Pedada yang juauhhhnyaaaa ngaluk-aluk beroooo *bayangin nama Punduh Pedada sumpah ane jadi eneg*.

     Waktu itu saya dan teman-teman anggota pramuka lainnya pergi menggunakan sebuah mobil pick-up bak terbuka melewati jalanan aspal yang "berjerawat" diselingi hujan lebat. Maka lengkaplah petualangan saya sebagai anggota pramuka yang mengamalkan Dasa Dharma Pramuka nomer dua.

    Dan pergilah kami sekeluarga ke pantai Tulus pada hari yang sudah ditentukan.

     Pagi hari aktivitas di rumah saya gerubak-gerubuk nggak karuan. Ibu saya riweuh dengan bekal makanan yang cukup buat makan orang se-RT, kakak perempuan saya juga bingung mencari ransel untuk tempat makanan yang rata-rata rasanya pedas level 70.

     Keponakan saya, Rangga, sibuk memasukkan baju ke dalam ransel kuningnya. Bapak saya sibuk memilih batik, iya batik. Errrrrr, ke pantai pakai batik. Oke, oke...

     Dan berangkatlah keluarga + saya yang berangkat dengan tidak mandi.

     Jarak rumah saya ke pantai Batu Solo sendiri memakan waktu sekitar 1 jam perjalanan menggunakan motor melewati pangkalan Angkatan Laut di daerah Piabung, sedangkan jarak dari pantai Batu Solo ke pantai Tulus masih sekitar satu jam setengah lagi. Banyak anggota TNI yang lari pagi dengan bertelanjang dada dengan kulitnya yang cokelat dan perut yang terbagi 6 kotak membuat perjalanan agak mengasyikkan meskipun harus menahan pantat yang rasanya udah kebal karena kesemutan gara-gara 2,5 jam di atas motor.

     Saya naik motor bertiga dengan kakak saya dan suaminya. Sedangkan Ibu-Bapak saya bertiga dengan keponakan. Naik motor bertiga tanpa menggunakan helm dan berada di atas jalanan yang kacau adalah hal yang sangat tidak patut untuk ditiru.

     Setelah diwarnai insiden ban motor Bapak bocor di tengah jalan, akhirnya sampailah kami di jalan setapak yang diapit sawah. Kami melanjutkan perjalanan sambil membayangkan cara penduduk setempat mendapatkan air. Sepanjang jalan yang kami lewati yang terlihat adalah debu serta tanah pecah-pecah dan pohon bakau yang tumbuh di depan rumah. Mungkin tadinya daerah tersebut adalah rawa yang mengering.

     Setelah mendaki gunung lewati lembah, sampailah kamu pada sebuah tempat lapang yang sekitarnya ditumbuhi pepohonan mangrove. Motor diparkir di tanah lapang tersebut dan kami berjalan menembus pohon bakau. Seketika muncul pemandangan liar biasa. Garis pantai berpasir putih dengan keadaan yang sangat sepi. Yah, we are the King of the beach.

     Kami segera mencari tempat yang nyaman untuk duduk dan membuka makanan. Bapak saya membuka batiknya dan langsung tidur di atas batu panjang. Ibu saya membuka bekal dan setelah mengganti baju dengan yang lebih ringkas, kami pun makan.

     Selesai makan, saya langsung masuk ke air dan membiarkan diri saya mengapung telentang tertimpa cahaya matahari. Saya tak henti-hentinya menyanyikan lagu milik Frau - Sepasang Kekasih Yang Pertama Bercinta Di Luar Angkasa. Damai rasanya.

     Sekitar 2 jam saya mengapung di air laut, saya kembali ke tepi untuk makan. Makan siang di pantai adalah makan siang ternikmat.

     Tidak henti-hentinya saya bersyukur karena diperlihatkan keindahan pantai seperti pantai Tulus ini. Meskipun perjalanan yang harus ditempuh membutuhkan perjuangan panjang, tapi apa yang dilihat sungguh tiada terkira.

            

            Terimakasih, Tuhan...

    
    

    

    
    

    

    

    
    




Saturday, January 26, 2013

Semua Berawal Dari Mimpi

     Pagi di akhir pekan adalah saat yang tepat untuk? Yak betul, tidur.

     Seharusnya dengan cuaca yang adem-adem seger semriwing gini, cucok banget untuk olahraga atau sekedar cuci mata di lapangan komplek departemen pertanian. Tapi dikarenakan dompet yang bersuara memelas, maka jadilah saya anteng di atas tempat tidur.

     Apa hubungannya olahraga sama dompet? Jelas ada. Lapangan tempat saya olahraga adalah tempat berkumpulnya pedagang makanan mulai dari yang sehat sampai dengan yang mengandung pengawet dan pewarna juga banyak. Bukan anti sama makanan berpengawet, saya cuma ngeri jadi awet jomblo aja gitu *krik.

     Pagi ini saya mau cerita tentang harapan *macak Mario Teguh*. Tumben-tumbenan ye nggak saya punya tema lain selain bulutangkis. Ya ini sih masih ada hubungannya sama olahraga yang satu itu sih.

     Jadi ginik, saya adalah seorang karyawan di sebuah Oil and Gas Company yang kata orang sih kalo ngasih gaji ke orang pasti gede. Tapi itu cuma kata orang. Nyatanya, rekening saya paling gede ditransfer gaji adalah 30juta lebih. Tenang dulu, bukan, itu bukan gaji saya. Kalo gaji saya segitu mungkin saya sekarang udah banyak beli kebon di kampung. Duit segitu tadi adalah hasil salah transfer yang imbasnya adalah mundurnya Head of HR sebulan kemudian.

     Sebagai orang yang gajinya tidak seberapa, saya masih tetap punya mimpi dan tidak jarang mimpi saya (yang kebanyakan harus pake modal hepeng) terwujud tanpa disadari.

     Salah satu mimpi saya tahun lalu adalah bisa backpacking ke Jogja. Udah lamaaaaa banget saya pengen jalan-jalan ke Jogja. Sebelumnya sih udah pernah ke sana, tapi cuma buat transit dan itupun cuma muter-muter Malioboro sama ke pabrik bakpia. Turis banget sih? Iya memang. Itu adalah standar orang pergi ke Jogja.

     Saya dan teman-teman merencanakan ke Jogja sejak pertengahan tahun. Jadwal keberangkatan pada bulan November. Jadi masih ada waktu sekitar 4 atau 5 bulan untuk ngumpulin dana. Dalam tenggang waktu sekian bulan, kami yakin bisa mengumpulkan dana untuk tinggal beberapa hari di Jogja.

     Sebulan pertama, uang yang terkumpul lumayan mendingan. Tapi puncak kebangkrutan saya terjadi saat libur lebaran. Perkiraan saya adalah saya bisa menyisihkan uang THR saya yang tidak seberapa itu untuk tambahan ongkos tadi. Tapi ternyata pasak lebih sering terlalu besar untuk ukuran tiang. Selesai libur lebaran saya malah nombok. Dan putus asalah saya karena jadwal ke Jogja tinggal menghitung waktu.

     Nah kebetulan, pada Juni 2012, digelar turnamen tahunan Indonesia Open SSP. Waktu itu saya datang bareng Pipit (yaemang pasti bareng Pipit sih). Waktu itu kami membeli tiket untuk VIP. Jangan berpikir kami banyak duit mampu beli tiket VIP. Tapi kami memilih datang ke Istora di hari ketiga atau babak kedua yang di mana harga tiket masih sangat mureee. Harga tiket VIP masih dibandrol 50rb. Bandingkan dengan harga tiket final Sea Games 2011 yang harga gocap duduknya di kelas 2 di atas puncak gunung Jayawijaya.

     Dengan tiket 50rb dan bisa merasakan kursi VIP, yang ternyata sama aja jenis kursinya dan nggak boleh bawa makanan even minuman pulak *maklum mental ibuk-ibuk bawaanya pengen bawa bekel aje dikata mau piknik*. Tapi kelebihan yang paling jelas adalah menyoal pandangan mata. Duduk VIP adalah surga bagi mata. Jarak lapangan dan kursi penonton yang hanya selemparan kutang memungkinkan kami untuk histeris saat melihat jagoan-jagoan dunia tepok bulu beraksi, melupakan harga diri bangsa yang akan jatuh bila dunia internasional mengabadikan hal ini.

     Tapi menonton dalam jarak yang begitu dekat dan memungkinkan kami untuk mengira-ngira berapa telapak tangan yang dapat digunakan untuk mengukur pantat Lee Yong Dae, membuat kami ketagihan. Dan sepulangnya dari nonton hajatan bulutangkis terbesar di Indonesia yang dinobatkan sebagai yang TERBAIK di tahun 2012 oleh bwf ini, saya bertekad untuk bisa nonton lagi di perhelatan selanjutnya. Dan tidak cuma satu hari seperti tahun 2012. Maklum, saya dan Pipit biasanya cuma nonton turnamen gratisan di Gor Asia-Afrika yang kalo nonton tumplek blek sama atletnya.

     Mulailah saya menabung. Jadi, tabungan saya ada dua sekarang. Tabungan untuk ke Jogja dan tabungan untuk ke Istora.

     Beberapa hari sebelum tanggal keberangkatan, masalah muncul. Tabungan saya untuk ke Jogja hanya cukup untuk ongkos PP. Terus mau makan apa di sana? Mangan watuuuu...

     Tapi saya percaya, kalau kita punya suatu keinginan, Tuhan pasti akan mendengarkan. Tuhan punya banyak cara untuk mengabulkan mimpi saya. Dan, jreeeng, saya buka itu dompet tempat penyimpanan tabungan untuk beli tiket Indonesia Open 2013, dan alhamdulillah wa syukurillah, ternyata jumlahnya sudah cukup untuk beli tiket VIP di final dan semifinal. Maka dengan agak berat hati, saya ambil uang itu dan sisain ceban untuk pancingan.

     Dan berangkatlah kami ke Jogja...

     Bersyukur tiada henti karena kami dianugerahi teman-teman yang baik hati yang mampu mencarikan kami tempat menginap secara gratis. God Bless You All...

     Dan tadi pagi, saya baca twit dari teman saya Hayu di @hayutata tentang harapannya untuk datang ke konser Sigur Ros, Mei mendatang. Salah satu mimpi yang semoga saja terkabul.

     Saya bahagia mempunyai teman-teman yang memiliki banyak mimpi. Selain Hayu, tentu saya tidak akan pernah melupakan teman penuh mimpi saya, Windy. Mungkin gaji yang dia dapat tidak jauh beda dengan saya. Tapi apalah yang bisa dilakukan gaji kecil bila kita punya mimpi yang jauh lebih besar. Tahun lalu, Windy berhasil menghadiri konser artis kesayangannya yang tergabung dalam menejemen SMTown. Konser artis-artis Korea yang menjadi konser terbesar selama tahun 2012 itu bisa dia hadiri.

     Dan tahun ini, harapan-harapannya bisa saya baca tiap pagi di linimasa. Hampir sama seperti apa yang saya lakukan sejak akhir tahun kemarin, Windy menuliskan harapannya sambil menghitung mundur hari yang entah apa itu. Hampir sama, namun saya menulis kalimat sapaan selamat pagi pada Shintaro Ikeda setiap harinya. Shintaro Ikeda hanya perwakilan dari banyak atlet yang ini saya temui tahun ini. Maksud dari twit saya tiap pagi itu adalah agar saya bisa menonton Indonesia Open SSP 2013.

     Dan itu hanyalah satu dari banyak mimpi saya tahun ini. Semoga semua harapan yang terbang ke langit diterima oleh Tuhan dan dikabulkan oleh-Nya. Amin.

     Jadi tetaplah bermimpi, tetaplah berharap. Barengi dengan usaha dan doa serta kepercayaan bahwa semua mimpi kita akan dihijabah oleh-Nya.


Bab Sponsor

     Saya adalah bingung.
Iyak, saya bingung mau ngapain. Mau keluar cari hore-hore tapi ini adalah tanggal jompo yang mana seharusnya memang saya tetap tinggal di kamar dari pada hidup saya dua hari ke depan terhenti. Mau nyelesaiin baca buku, rasanya males banget. Mau nonton tv aras-arasen banget. Maka saya bukalah "kamar" paling hangat ini, tempat favorit saya karena di sinilah saya bisa menyalurkan hobi saya cuap-cuap yang terlalu banyak bila ditulis di twitter, dan terlalu sayang untuk ditulis di facebook. Tapi lagi-lagi, saya bingung mau nulis apa.

      Mau ngomongin bulutangkis, sebenernya sih lagi nggak ada yang bisa diomongin. Kecuali tentang lelang atlet pelatnas kemarin. Info dari koh Rudy (staf Hubungan Internasional PBSI), beberapa atlet telah menerima pinangan dari sponsor apparel yang telah mengajukan bid kemarin siang. Beberapa sponsor asing dan lokal bersaing untuk "membeli" atlet yang dilelang kemarin. Li Ning yang biasanya menjadi sponsor The Mighty Team, Cinak, berhasil menarik perhatian Simon Santoso, Debby Susanto dan Sony DK dan satu lagi siapa ya lupa. Jadi nantik merk bajunya Simon sama Chen Long sama gitu *ya terus?*.

     Sponsor lama, Yonex, juga ikut ambil bagian. Tidak lupa Victor Sport, yang produknya biasa dipake sama si Mr. You Know Who juga ngikut. Adalah Liliyana Natsir, salah satu atlet yang akhirnya menerima lamaran Victor. Kemudian ciye-ciye pun bertebaran di linimasa saat para penggila tepok bulu tau akan hal ini.

     Kenapa? Ya begitulah. Udah lama para pecinta bulutangkis yang rata-rata juga cintak matik sama Mr. You Know Who menjodohkan Butet dan elyedeh. Padahal yang dijodoh-jodohin sih nggak ngerti mungkin. Tapi khayalan para remaja beranjak dewasa yang salah satunya adalah SAYA (saya-nya harus kapital biar gua keliatan mudak) ini memang benar-benar setinggi gunung Himalaya. Jadilah pas kemaren koh Rudy ngetwit tentang Butet yang milih Victor untuk menjadi sponsornya, khayalan yang hanya bisa dilampiaskan dengan "ciye-ciye" di timeline masing-masing ini pun meledak lagi.

     Masih ingat di OG 2012 kemarin, di babak grup Owy/Butet lawan LYD/HJE, pas mereka masuk lapangan terus salaman, di twitter serempak "ciyeeee". Saya yang nonton sendirian di kamar aja sampai nunjuk ke arah tv sambil ciye-ciye juga *oke, kalo ini masuk ke level gila*. Apalagi waktu Owy/Butet akhirnya menang mudah dari Korean ini, mars ciye-ciye pun membahana mengatakan kalo elyedeh kalah karena saking cintaknya sama ci Butet. Okesip.

     Dan sekarang saya harus nengok ke kiri, ke arah tembok samping tempat tidur, di mana beberapa fotonya si cutie ini terpampang dengan gagah sambil senyum semanis madu biar makin semangat nulisnya *sumpah ini penting abis*.

     Melihat lelang pemain kemarin, saya makin yakin dengan keseriusan pengurus PBSI yang baru ini. Sponsor pemain yang biasanya dilakukan secara kolektif (sebelumnya sponsor atlet adalah Yonex), di periode ini dirubah besar-besaran. Produk-produk yang tidak pernah terlihat terlibat di bulutangkis dan tidak pernah mengadakan turnamen bulutangkis ikut ambil bagian dalam dalam kesempatan ini. Sebut saja teh botol Sosro dan perusahaan jamu Sidomuncul.

     Jadi nantik di bajunya atlet kita ada tulisan Sidomuncul atau Sosro gitu ye? Hahahahaaahaa...

     Tim Cinak aja di jersey bagian depannya ada tulisan FedEx. Dan kalau kita lihat juga nggak cuma FedEx, ada beberapa merk lain di baju mereka. Nah nanti di jersey anak-anak pelatnas juga nggak sepi lagi. Selama ini kan cuma ada lambang Yonex sama lambang merah-putih aja, nanti mungkin di celana ada tulisan "apapun makanannya, minumnya teh botol Sosro", atau ada fotonya alamarhum mbah Marijan di baju mereka :D

     Dan dengan adanya sponsor individual ini, tentunya uang yang akan mereka terima juga akan bertambah. Selain uang saku dari PBSI, gaji dari sponsor juga akan memenuhi tabungan mereka.

     Sebagai pelatnas paling mandiri di Indonesia, PBSI setidaknya berusaha menjamin kehidupan para atlet di masa tua nanti. Jadi tidak ada lagi mantan atlet yang hidupnya kekurangan di masa tuanya setelah tidak lagi mampu membela Indonesia. Karena ya semua orang tau, tidak ada jaminan dari negara bagi para atlet di hari tuanya.

     Untung saja, atlet di era Susi Susanti ke sini, sudah mampu hidup berkecupan. Karena mungkin selain gaji materi yang mereka dapatkan dari bulutangkis jauh lebih banyak dibanding atlet di era sebelumnya, mereka juga mampu mengelolanya.

     Susi Susanti dan suaminya, Alan Budikusuma, berhasil mendirikan Astec yang bergerak di bidang produk-produk olahraga serta beberapa usaha lain yang terbukti sukses. Haryanto Arby berhasil dengan Flypower-nya yang logonya banyak kita lihat di jersey atlet PB Djarum dan beberapa atlet PB Jaya Raya. Dan kedua merk milik mantan-mantan pencetak emas tersebut sebentar lagi akan kita lihat dipakai para atlet pelatnas.

     Begitu pula dengan "golden boy" Indonesia, Taufik Hidayat, yang sepertinya memiliki materi yang cukup untuk hidup anak-cucunya :D

     Jadi, ini bisa disebut kerjasama dari atlet untuk atlet.

     Bintang dari Victor Sport sendiri sekarang adalah Lee Yong Dae, yang tahun lalu juga menjadi Man Of The Year-nya Victor. Siapa tau aja gitu ya, tahun ini atau tahun depan akan ada iklan Victor yang menampilkan Lee Yong Dae dan Liliyana Natsir sebagai bintangnya. Ciyeeeee....

     Si Mr. Mangap-aje-seksi ini pasti seneng kalo nanti syuting iklan Victor bareng Butet *ini apa ya?*.

     Nah, senin besok nih katanya akan ada lelang tahap II untuk 60 atlet yang kemaren belum dapet sponsor. Dan mungkin untuk produk-produk kayak Sosro tadi ya. Soalnya yang kemaren itu baru lelang untuk apparel doang kayaknya.

     Semoga aja semakin banyak produk-produk yang berminat untuk menjadi sponsor atlet bulutangkis kita ya. Biar bulutangkis juga tetap bisa jadi olahraga yang paling paling mandiri di negeri ini. Bukan maksud memandang sebelah mata pada olahraga yang lain, tapi kan memang kenyataannya begitu.

     Di saat pelatnas dari cabor lain sibuk mempersiapkan atletnya menyambut Sea Games 2013 di Myanmar, bulutangkis anteng adem ayem aja karena ya memang tiap hari mereka udah di pelatnas. Kalaupun di rasa skuad di pelatnas kurang, tinggal panggil atlet pro yang ada di luar pelatnas. Toh kualitas mereka juga sama dengan yang ada di dalam. Karena turnamen yang diikuti pun sama, hanya beda tempat latihan saja.

     Maka nggak heran kalau di Sea Games 2011 lalu, bulutangkis berhasil jadi JUARA UMUM. Iya kita juara umum. Dan pemain yang turun bukan hanya atlet pelatnas saja. Simon Santoso yang kala itu berhasil menyabet emas perseorangan dan berhasil mengantarkan tim putra juara, mengaku, bahwa tidak ada persiapan khusus untuk menyambut Sea Games. Mereka masih tetap ikut turnamen seperti biasanya.

     Terus karena sekarang udah maghrib jadi kita sudahi saja dulu cuap-cuap sore ini. Dadaaaahhhh...

Monday, January 21, 2013

In The Middle Of The Traffic

     Postingan ini ditulis di atas metromini 62 jurusan Pasarminggu - Manggarai. Karena bosen dari tadi nggak gerak-gerak juga ini bis, hujan juga nggak berhenti netes di kaca jendela, dan tentunya macet yang menjadi sahabat setia warga Jakarta.

     Otakku memang nggak pernah jauh dari bulutangkis. Dan hampir semua postingan di "tempat sampah" ini juga nggak jauh-jauh dari olahraga yang satu itu. Dan di tengah kemacetan dan hujan yang turun ini aku tiba-tiba ingat the bulutangkis prince yang foto-fotonya berjejer di tembok kamarku. Iyak, siapa lagi kalo bukan si anu alias Lee Yong Dae.

     Sering banget aku mimpiin manusia yang satu ini saking seringnya kebayang-bayang muka dan senyumnya. Dan yang bikin mimpiku lebih mirip drama Korea adalah karena mimpinya selalu roaming. You know what? Iyak, mimpi ane pake bahasa Korea. Canggih banget bisa bahasa Korea? Oohh tentu tidak. Aku sama sekali nggak ngarti itu sama bahasa yang kalo diucapin bikin mulut monyong-monyong asik. Taunya cuma anneyong haseo doang *ini bener apa kagak nulisnya sebodo' amat*.

     Jangan heran kalo aku bisa lancar cas cis cus pake bahasa ginseng itu di mimpi. Namanya juga mimpi. Ane mah mimpinya lintas negara, benua dan tentunya bahasa. Tergantung siapa yang ada di dalem mimpi.

     Pernah waktu itu aku lancar ngomong bahasa Jepang pas mimpi ketemu Shintaro Ikeda. Terus juga jago begete pake bahasa enggres waktu mimpiin Jason Mraz. Kenapa bisa begitu? Ya namanya juga mimpi.

     Jadi kenapa malah ngomongin mimpi? Ya namanya juga pemimpi :D

     Sebenernya aku bingung ini mau nulis tentang apa. Tapi dari pada bingung death style a.k.a mati gaya di atas metromini gara-gara macet, ya mending kita coba mengajak jemari kita menari di atas keypad handphone yang sering bikin typo kelas tinggi ini.

     Denger-denger sih hari ini lagi ada rapat pleno di Cipayung. Denger-denger juga lagi ada bid tender untuk sponsor atlet pelatnas hari ini. Denger-denger lho ini. Kita mah tunggu beritanya aja besok.

     Menurut salah satu staf PBSI yang tadi sempet ngetwit, anggaran PBSI kurang lebih 91 milyat dan semuanya usaha sendiri tanpa subsidi pemerintah *beraaasss kali di subsidi*. Mungkin tetep ada sih ya dana APBN dari pemerintah tapi jumlahnya jelas tidak akan memenuhi standar. Denger-denger dari gosip sih, dana APBN terbesar dikucurkan untuk PSSI. Gosip lho ini, jangan buru-buru dilaporin pulisi, entar ane dituduh yang tidak-tidak. Waktu itu sih pernah baca di portal berita online tentang hal ini. Ya wajarlah ya kalo banyak orang berebut kursi di PSSI, kucuran dananya gede ye nggak?

     Ini terlalu serius kayaknya -_-"

     Ane sih cenderung nggak pengen tau tentang dana dari pemerintah atau apapun. Toh walaupun dana tersebut nggak sebesar kucuran buat lembaga nyang onoh, Indonesia Open SSP 2012 tetap dinobatkan sebagai the best in the world 2012. Bangga dong kita? Sebagai warga Indonesia dan sebagai orang yang ikut berpartisipasi sebagai penonton yang hampir kehabisan suara dan masuk angin karena dari subuh sampe tengah malem cuma makan sekali doang itupun se-bekal berdua, ane tetap bangga dan merasa bahagia. Semoga tahun 2013 ini, Indonesia Open SSP tetap jadi yang terbaik di dunia.

     Padahal sih mungkin segi stadion yang kita gunakan masih kalah jauh dari negara-negara lain kayak Cinak atau negerinya Datok Lee Chong Wei sekalipun. Tapi bisa diakui, dari mulai masuk ke area Istora, suasana kalo kita lagi punya hajatan besar kerasa banget. Ada shuttle cock segede bis patas ac *oke, ini lebay*, dan pager masuk istora yang kalo pas kita masuk rasanya kayak masuk ke dunia yang isinya bulutangkis doang.

     Aku sama Pipit sih waktu itu dareng lewat belakang karena harus parkir motor jadi nggak ngerasain lewat pintu yang bisa membawa kita ke dunia lain. Tapi ya lumayan karena pas waktu itu kami dateng pagi, jam setengahan 7 udah keliling Istora dan baru ada bapak-bapak pulisi (atau tentara) yang badannya eerrrr itu lagi pada duduk-duduk santai.

     Dan bonus dateng pagi adalah bisa liat atlet-atlet Cinak yang pada dateng dengan berjalan kaki. Iyak jalan kaki. Li Xuerui si peraih medali OG itu jalan kaki sendirian dari hotel ke Istora. Nggak ngeri diculik ilmuwan buat diteliti apa ya tuh bocah?

     Saking senengnya liat atlet-atlet Cinak pagi-pagi, sampe lupa itu namanya si manis Chai Biao. Baru inget namanya pas udah di dalem.

Ini by the way ane udah mau sampe kantor, jadi dadah dulu kita nyak. bubaaaayyyy..







photo source : google


Sunday, January 20, 2013

In Rexy Mainaki We Trust

     I call it a beautiful sunday...
Nggak sia-sia jauh-jauh hari aku nolak ajakan temen-temen kuliah buat kumpul di kampus hari ini. Seminggu yang lalu mereka ngajak ketemuan di kampus, tapi aku sangat optimis bahwa tanggal 20 Januari ini akan ada sesuatu yang sepertinya lebih menyenangkan.

     Dan benar saja, banyak pelajaran yang bisa diambil hari ini.

     Pagi hari, linimasa twitter dihebohkan dengan hasil wawancara koran Tempo dengan Menpora baru, Roy Suryo, yang sejak awal pemilihannya banyak yang menyangsikan. Wawancara yang bila dibaca oleh orang awam seperti saya yang hanya bisa menjadi suporter olahraga ini pun bisa langsung tau bahwa sang menteri baru yang sebenarnya lebih expert di bidang IT ini tidak mengerti apapun tentang olahraga *I guess dia juga nggak tau siapa Kabid Binpres PBSI sekarang*.

     Banyak tanggapan terlalu serius yang membuat aku malah kehilangan respect pada mereka. Salah satunya datang dari orang yang selama beberapa tahun ini sangat aku kagumi.

     Belakangan aku agak-agak banyak nggak setuju dengan isi twit beliau yang terlalu sering nyinyir terhadap pemerintah. Yah, every people in this 'lovely' country feel the same with him. It's his right to nyinyir pada pemerintah tentang segala kekurangan yang dimiliki  pemerintah Indonesia.

     Tapi yang kemudian membuatku kehilangan beberapa persen respect pada beliau adalah saat beliau mengatakan yang kira-kira adalah "untuk apa olahraga kalo Menpora-nya kayak gitu?", guys? Aku nggak pernah nyangka kalau orang yang sangat aku kagumi berpikiran sependek itu. Nggak mau olahraga cuma karena Menpora-nya orang yang nggak kompeten di bidang olahraga. Gimana kalau semua orang di Indonesia punya pendapat pendek yang sama dengan beliau? Maka makin hancurlah olahraga kita.

     Saya yakin banyak atlet Indonesia yang juga menyatakan ketidaksetujuannya dengan terpilihnya Menpora yang baru ini. Tapi toh mereka tetap berolahraga. Karena mereka berolahraga untuk mereka sendiri bukan untuk pemerintah. Bukan untuk Roy Suryo. Mereka bertanding memeras keringat atas nama negara, atas nama Indonesia, bukan atas nama Kemenpora.

     Dan aku yang sangat sensitif bila ada yang menyinggung tentang bulutangkis ini sangat merasa "hih" saat beliau mengatakan bahwa bulutangkis sudah runtuh. Kami sedang mulai menata harapan baru. Apakah beliau tau siapa-siapa saja yang kini ada di jajaran pengurus PBSI? Saya yakin tidak. Karena most people yang tau siapa-siapa saja pengurus baru di PBSI, saya yakin, akan merasakan hal yang sama seperti saya, punya harapan. Tapi siapa yang perduli? Mereka-mereka juga hanya akan membicarakan olahraga ini saat Indonesia menelan kekalahan. Itu saja.

     Tapi hari ini, di hari minggu yang cerah ini, tidak banyak orang Indonesia tau bahwa atlet Indonesia berhasil membawa pulang kemenangan dari Malaysia. Iya, kita mendapat satu emas dan satu perak dari Maybank Malaysia Open Super Series. Ini level Super Series lho dan Indonesia membawa satu gelar juara dan satu gelar runner up. What a day!!!

     Dialah Muhammad Ahsan dan Hendra Setiawan, pasangan ganda putra baru Indonesia yang sempat dipandang sebelah mata oleh pelatih Malaysia pada saat awal dipasangkan. Mereka berhasil mengalahkan pasangan ganda putra peringkat 6 dunia, Ko Sung Hyun/Lee Yong Dae, yang bisa disebut sebagai ganda terbaik di dunia saat ini. Siapa yang berani meragukan kemampuan Lee Yong Dae? Bermain di Malaysia yang notabene adalah "musuh bebuyutan" Indonesia, yang pasti mereka akan lebih mendukung pasangan Korea dibandingkan Ahsan dan Hendra, seperti juga yang akan dilakukan suporter Indonesia bila pemain Malaysia bertanding. Tapi Ahsan dan Hendra membuktikan bahwa mereka bisa. Hendra Setiawan membuktikan bahwa dia masih ada. Setelah 'bercerai' dengan Markis Kido, Hendra masih mampu mengukir prestasi seperti dahulu. Dan kemenangan ini adalah gelar Superseries pertama bagi Muhammad Ahsan yang sebelumnya berpasangan dengan adik Markis Kido, Bona Septano.

     Dan Sony Dwi Kuncoro, orang yang selalu membuatku terharu semenjak kembalinya dari cedera, berhasil masuk ke final walaupun harus dikalahkan oleh golden boy-nya Malaysia, Datok Lee Chong Wei dengan skor telak, 21-7, 21-8. Sony dibantai Datok? Iya, but who doesn't? Datok melakukan hal yang sama pada semua orang kecuali Lin Dan.

     Dalam kurun waktu setahun terakhir semenjak kembalinya dari cedera, Sony Dwi Kuncoro mampu masuk ke jajaran 5 besar dunia and I'm sure it will be 3th rank next week. Such amazing athlete, isn't he?

     Dan hasil hari ini membuktikan bahwa bulutangkis sama sekali belum runtuh. Dan aku juga sangat yakin, baik Ahsan/Hendra maupun SDK sama sekali tidak perduli tentang siapa menpora saat ini. Aku yakin mereka hanya berpikir untuk menang, demi Indonesia. Who care who the hell the Menpora is.

     Jadi, berpikir untuk apa berolahraga bila Menpora-nya saja tidak tau tentang olahraga adalah hal picik yang sangat tidak cerdas. Dan aku sendiri jelas bukan orang cerdas, tapi aku berpikir bahwa olahraga bukan tentang Menpora, olahraga tentang diri kita sendiri. Bila punya pikiran seperti orang yang aku kagumi itu bukankah menunjukkan betapa berpatokannya kita pada sosok Menpora? Note this!!!

     Seseorang di linimasaku pernah berkata,"teruslah berkarya, lupakan negara". Maka tetaplah berkarya, untuk apa menghabiskan waktu untuk nyinyir pada pemerintah kalau kita sendiri belum bisa melakukan apa-apa untuk negara? Apa bedanya kita dengan mereka? No action talk only.

     Aku 'gila' pada bulutangkis, maka aku lebih memilih untuk mempercayakan pada jajaran pengurus baru di PBSI yang tentu akan lebih mengetahui apa yang baik untuk Indonesia. Pak Gita Wirjawan sebagai nahkoda telah menyerahkan pada Rexy Mainaki sebagai kapten kapal untuk menjalankan bahtera ini, membawa atlet Indonesia dengan bendera merah putih berkibar di atas tiang tinggi ke arah yang cerah. Aku percaya dan sangat yakin, Rexy Mainaki akan mampu membawa bahtera ke arah kemenangan yang sudah kita rindukan. Maybank Malaysia Open Super Series 2013 ini buktinya.

   Now I should say, "In Rexy Mainaki we trust!!!"





photo source: www.badmintonindonesia.org


A Letter to Shintaro Ikeda

Dear Shintaro-san,

     I think it's like a joke when I started to write this letter. But I just try to let you know about something. So, here it is...

     Shintaro-san, I've known you since long time ago. I know you as a Japanese badminton player. I know that you have a very beautiful partner, Reiko Shiota and you have ever got a bronze medal in World Championship in Men's Double. That's all.

     A few months ago, I saw you when you played against Indonesian pair, Liliyana Natsir/Muhammad Rijal in Japan Open 2012. And that was the time that change something in me. I started to admire you.

    Then I followed your twitter account and clicked the 'like' button in your facebook fanspage. I've ever tried to open and read your website, but I quit because the content is full of Japanese language and I can't read that :(

     I don't know why I should start to admire you. I don't have a reason. I just think that you are inspiring me without you know about that.

     When I wake up in the morning and before I get to sleep, I always pray to my God that someday I can meet you, I can take a picture together with you or something else. To meet you is one of my wishes list. And I write your name in my resolutions note this year.

     I don't know if you will take a part in Indonesia Open this year or not. I'm not sure about that. But I've saved my money to buy a ticket to watch Indonesia Open this year while hoping that you will be there.

     I believe that there's always a hope when we trust to something. And I do believe that someday I can meet you, Shintaro-san.

     You know what, I printed one of your photo then I put on my room wall. So when I wake up in the morning I can see your smile and it will re-charge my spirit. And I can face anything in the whole day.

     Shintaro-san, maybe you just think what it is. I know that you have so many fans in the world. But I, as one of your fans, do hope that you'll read this letter that I wrote to you. Just want you to know, I wrote this letter in front of your photo ^_^

     I think that is all I can say to you. Can't wait to see you in Indonesia. Send my best regards to your wife and your cutie son, also to your dog.

     Now I can see my dream will come true and I believe it will be true.

     Thank you for being my inspiration, Shintaro-san. I hope one day I'll get a husband who will be a good father for my son (or daughter) like you.

     Stay strong, stay healthy and stay lucky, Shintaro-san. And stay inspiring me ^_^

Best regard,

Lilis Wiyatmo from Indonesia

    


Saturday, January 19, 2013

She's Still The Best And Will Always Be...

     Vita Marissa, salah satu nama yang berhasil membawa nama Indonesia ke kancah internasional lewat tepakan raket dari tangannya. Atlet kelahiran tahun 1981 ini adalah salah satu pilar kuat yang pernah dimiliki Indonesia satu dasawarsa terakhir ini. Lewat pukulan tangan yang mnghunjam, Vita berhasil memberikan banyak gelar bagi negara ini.

     Dia adalah atlet serba bisa dan mampu bermain dengan siapa saja. Tercatat beberapa nama yang sukses bersama Vita Marissa. Nova Widianto, Liliyana Natsir, Flandy Limpele, Nadya Melati, Hendra Aprida Gunawan, Hendra Setiawan, Muhammad Rijal, serta sekarang Variella Aprilsasi Putri Lejarsar dan Praveen Jordan.

     Mungkin tidak banyak lagi waktu baginya untuk mencetak prestasi lebih banyak karena usianya sudah tidak muda lagi. Namun semangatnya yang tetap menyala serta jiwa mudanya yang tetap berkobar adalah cerminan dari jiwa Srikandi yang dia miliki.

     Masa keemasannya memang sudah lewat, dan sinar kebintangannya tidak lagi seterang dulu. Namun semangat untuk tetap memajukan bulutangkis Indonesia selalu mengiringi langkah dan setiap ayunan raketnya. Pukulannya masih ditakuti lawan. Dan sorot optimisme masih terpancar terang matanya.

     Vita Marissa, legenda yang semoga tidak dilupakan oleh Indonesia.

     Indonesia masih membutuhkan tenaga dan pikirannya untuk kembalinya prestasi yang seharusnya kita miliki. Suatu saat nanti, bila tenaganya sudah tidak memungkinkan untuk berjuang di lapangan hijau, dia akan tetap menjadi yang terbaik yang pernah ada.

     Dia adalah satu dari deretan nama atlet bulutangkis wanita Indonesia yang tetap bertahan dan konsisten dalam berkarir. Dia cerminan wanita Indonesia yang kuat dan tidak mudah menyerah.

     Semoga di penghujung karirnya ini, Vita Marissa masih bisa memberikan prestasi bagi Indonesia.

     Sukses selalu, ci Vita. You're still the best and will always be!!!
    




Wednesday, January 16, 2013

Langit Sedang Fitness

     Blog ini ditulis karena kebosanan yang melanda pagi akibat tidak adanya karyawan yang dateng ke kantor karena Jakarta mendapat kiriman 'harta karun' dari Bogor dan langit yang kemungkinan lagi fitness tidak berhenti meneteskan keringat sejak semalam.

     Ini banjir Jakarta terbesar yang pernah beta alami sejak tahun 2007 karena beta yang tidak pernah merasakan banjir dikarenakan tinggal di pegunungan Himalaya yang tingginya jauh dari permukaan laut. Banjir Jakarta tahun 2007 ane pulang kampung ke Venus dan alhamdulillah seru sekalian alam nggak ngerasain itu yang namanya Jakarta berubah jadi Venesia van ist.

     Dan hari ini, beta sebagai karyawan teladan se-Geoservices, udah nongkrong mainan sama kucing kantor manja-suka-nempel-gelendotan-dikata-dia-LeeYongDae-kali sejak jam 6 pagi. What a super hard worker girl.

     Jadi, siapa yang harus disalahkan dengan efek banjir yang datang tak dijemput pulang tak diantar ini? Nggak ada. Karena ya daripada rempong nyalahin orang alangkah lebih baik kita bijak mempersiapkan mantrol dan membungkus busi motor takut nanti kejadiannya kayak motor teman beta yang businya perlu dilaminating karena kalo keujanan motornya ngambek dan hobinya minta didorong. Dan bagi pengguna mobil, ya mendingan situ pada bobok manis aja di rumah, minum teh atau coklat panas di depan perapian sambil makan marshmellow dan mendengarkan ibumu membacakan dongeng tentang Cinderella. Dan untuk orang semacam saya yang tidak punya mobil, motor ataupun sepeda apalagi pesawat jet, karena kalopun punya pesawat jet paling ujung-ujung cuma jadi kapal selam, kalo masih di rumah, ya anteng aja di rumah ngurus anak kalo udah punya anak, kalo belum ya mdr hahahaa

     Dan disarankan kalo seandainya nanti mau beli mobil atau mau tuker dengan yang baru, mendingan beli yang tinggi aja kayak Alphard gitu. Soalnya mobil semacam itu selain sebagai alat tranportasi juga bisa dijadikan semacam losmen. Ya tau sendiri kan itu mobil gedenya kayak kos-kosan kamar mandi dalem.

     Sekarang ini terpantau baru beberapa gelintir manusia yang tiba dengan selamat di kantor meskipun bentuknya udah kayak umang-umang kebawa arus. Dan saya berharap semoga listrik tidak mati karena akan susah nguburnya.

     Tugas saya sebagai operator telpon sebuah perusahaan pertambangan yang biasanya melayani pertanyaan seputaran hasi sumber daya alam yang tidak dapat diprbaharui seperti batubara, batu granit, batu kali dan batu batere ini, merubah-fungsikan diri menjadi humas TMC Polda Metro Jaya bagian penanganan lalu lintas yang menjawab telpon seputaran banjir di sekitar Jl. Minangkabau dan sekelilingnya.

     Nah terus ngapain lagi ini? Ya taking it easy *matamaaaa easy*.

     Dan busetnya saya yang sangat mencintai bulutangkis ini malah daritadi ngebayangin betapa hangatnya dipeluk Lee Yong Dae pas ujan-ujan gini. Mungkin seandainya dia warga Jakarta dan dese adalah suami beta, saat ini kami sedang berada di balik selimut di atas tempat tidur bercanda sambil memainkan kaki masing-masing, saling peluj menceritakan masa depan yang berembun di balik kaca yang mendingin. Juga membicarakan rencana pindah ke Korea karena mungkin di sana nggak kena banjir tapi menyadari bahwa dapur dan ruang tamu kami sudah tergenang air. Oke, ini jelas khayalan seorang pemimpi. You may say I'm a dreamer, but I'm not the only one. Mungkin banyak gadis-gadis di luar sana yang juga masih sempat membayangkan hal seperti ini di tengah kepungan banjir setinggi pinggang.

     Dan kalo semisal sampai sore keadaan masih tetap seperti ini mungkin ane akan menjadi pengkhayal yang khayalannya bisa difilmkan.

     Mari kita berharap semoga langit istirahat dari fitness-nya dan berhenti mengeluarkan keringat sejenak agar saya bisa pulang dan kembali mengkhayal tentang hal-hal yang hangat lainnya.

Jakarta, 17 Januari 2013

    

    


Elyede, aku kudu piye?

     Barusan baca blognya mbak wartawan pbsi di http://po.st/EPQkwF tentang pengalamannya sepesawat sama manusia dengan level ketampanan mendekati sempurna, Lee Yong Dae, tiba-tiba aku langsung pengen jadi pramugari Korean Airline. Duh, itu manusia satu bisa bikin orang merubah prinsip hidup kayaknya saking gantengnya *ngiler*

      Kira-kira itu dulu Umma-nya Yong-Dae ngidam apa ya bisa punya anak se-anu itu? Orang Korea memang hampir rata-rata mukanya kayak putra mahkota semua, mau yang pemain pelem ataupun penyanyi yang pada hobi ngecat rambut itu mukanya alamak semua. Tapi yang bikin si makhluk yang kemungkinan masih kecipratan kesaktiannya Batara Kamajaya itu makin bikin orang pengen mengubah haluan dan buritan hidup adalah karena dia bisa smash. Gusti Allooooh, makin dia kenceng nyemes, makin lemes lah ini dengkul *ngiler lagi*

     Dan aku yakin bocah-bocah di Istora yang jejeritan tiap dese ngedip itu juga mungkin awalnya ga suka bulutangkis. Tapi ya siapa yang berani nolak kharisma seorang manusia bernama Lee Yong Dae ini?

     Pas beberapa bulan yang lalu foto-foto dia lagi cium-ciuman sama cewek yang katanya pacarnya di kolam renang beredar, banyak banget manusia di twitter yang tiba-tiba mengecam si polos yang kalo mangap makin seksi ini. Kalo aku sih lebih berharap ada foto yang lebih jelas, kalo bisa sekalian videonya :">

     Di list resolusiku tahun ini, namanya juga ikut tertulis sebagai harapan besar. Semoga tahun ini bisa ketemu Lee Yong Dae dengan lebih jelas dari tahun kemaren, kalo bisa sih sekalian foto bareng, terus makan bareng, sekalian diajak ke Korea dikenalin sama Umma *ngelunjak* :))

     Cuma mau nulis gitu doang sih hihihi


Saturday, January 12, 2013

Edi Subaktiar, The Lucky Everyday Man!!!

     Pukul 06.00 pagi tadi, reminder ponselku menyuarakan lagu Life is Wonderful milik Jason Mraz. Lagu ini terakhir berbunyi di reminder handphone pada tanggal 27 Desember lalu saat Shintaro Ikeda berulang tahun.

     Aku ambil ponsel yang tergeletak di atas meja sambil tempat tidurku. Aku baca reminder-nya dengan mata yang masih setengah tertutup. "Edi's birthday" terbaca di situ.

                      *     *     *

     Edi Subaktiar, dengan tanpa mengurangi kekagumanku pada atlet muda PB Djarum yang lain, Edi adalah salah satu yang bisa membuatku percaya bahwa Indonesia belum putus harapan. Di tengah prestasi bulutangkis Indonesia yang jauh dari segala macam prestasi membanggakan, muncul anak muda bernama Edi Subaktiar yang menyiratkan bahwa masa keemasan itu akan kembali.

     Anak muda dari Sidoarjo ini adalah salah satu atlet binaan PB Djarum dengan prestasi yang konsisten. Serangkaian juara Sirnas, juara Kejurnas 2 tahun berturut-turut dengan pasangan berbeda, juara Tangkas Specs Junior Challenge, Malaysia Youth under-19, Banuinvest International, Dutch Junior, Asian Youth under-19 Championship serta puncaknya menjadi juara dunia junior di ganda campuran tahun ini.

     2012 mungkin menjadi tahun terindah bagi seorang Edi Subaktiar. Lewat usaha kerasnya, tahun ini pemanggilan dari PBSI akhirnya dia dapatkan. Langkah baru yang tentunya diidam-idamkan oleh hampir semua atlet bulutangkis di Indonesia.

     Langkah baru akan segera dijejaki. Langkah yang tentunya akan membawanya pada masa depan yang cerah.

     I'm not really sure you will read this post, Edi. Tapi balasanmu di whatsapp pagi ini sudah meng-amini semua doa yang tidak aku tuliskan. Kembalikan emas Olimpiade ke Indonesia, jadilah juara di manapun kamu berada.

     Stay humble, Edi. Stay strong and lucky, and you will reach everything you want.






"Sometimes the world can make you feel you're not welcome anymore, and you beat yourself up, you let yourself gettin' mad, and in those time when you stop lovin' the women I adore, you could relax because babe I got your back" - The Women I Love by Jason Mraz

    

    

    


Thursday, January 10, 2013

Manfaat Es Buah di Malam Hari

     Ada yang kaget nggak baca judulnya? Atau at least protes gitu kek biar keren dikit, biar saya bisa kayak bloger-bloger lain gitu. Gimana? Nggak ada? Okesip.

     Tulisan ini sama sekali nggak ada hubungannya sama es buah atau makanan. Kenapa dikasih judul kayak gitu? Ya terserah saya dong, kan saya yang punya blog, jadi kamu kamu kamu kamu kamu tinggal baca aja. Oke? Saya memang oke kok.p

     Kali ini saya mau cerita tentang pangerannya dunia bulutangkis dunia. Di dalam bayangan saya, tim-tim bulutangkis dari tiap negara itu ibarat susunan peran dalam sebuah kerajaan.

     Tim China dalam bayangan saya, baik putra maupun putri, merupakan barisan tentara militer. Ya bisa dilihat dong dari bentuk dan ekspresi muka mereka di lapangan. Kekar, otot semua, dan datar. Nggak tau itu mereka lagi seneng atau merana, ekspresinya gitu aja kayak tentara yang siap tempur.

     Tim Malaysia dalam bayangan saya adalah para bangsawan, seperti juga tim dari Britania Raya. Nggak tau kenapa, mungkin karena inget Tengku Fahri mantan suami Manohara, okeskip.

     Thailand adalah tim yang menurut saya merupakan rakyat dari daerah wisata, santai, senyum, kadang menang kadang kalah. Selo aja gitu.

     Sedangkan Denmark dan Indonesia adalah kumpulan para cendekia, Begawan atau apalah semacamnya. Dan Jepang merupakan penyedia teknologi bagi kerajaan bulutangkis.

     Dan satu lagi tentu saja Korea, tim ini adalah tim yang berisi para putri mahkota dan pangeran kerajaan. Dan pangeran yang paling anu adalah siapa lagi kalau bukan si Es Buah yang mukanya minta disruput, Lee Yong Dae.

     Bagi pecinta bulutangkis di era 2000an, pasti tidak asing dengan si bocah pencuri hati wanita sejuta umat manusia ini. Dimulai dengan wink style-nya ketika selebrasi kemenangan seusai mengalahkan Nova Widianto/Liliyana Natsir di final Olimpiade Beijing 2008. Itu adalah kali pertama sosok dengan muka polos ini banyak dibicarakan khalayak ramai.

     Sebelumnya dia pernah menjuarai Asian Junior Championship di tahun 2006, namun sosoknya baru benar-benar mendunia lewat wink style yang menggemaskan itu.

     Sejak saat itu Lee Yong Dae yang sebelumnya masih agak culun, mulai mencuri hati banyak gadis remaja, tidak terkecuali saya tentunya :D

     Yang menggemparkan Indonesia Raya yang gemah ripah loh jinawi ini adalah aksinya buka baju memperlihatkan perutnya yang dibagi enam kotak itu saat Thomas Cup di Istora. Saya sih cuma nonton di tv, tapi tetep aja ikut nganga :O

     Dan makin ke sini, bukannya makin layu kok malah makin menggemaskan. Potongan rambutnya yang dulu culun ala kadarnya sekarang udah berubah bak bintang K-Pop yang juga mencuri hati banyak wanita. Ini Korea kenapa isinya makhluk pencuri hati semua?

     Saya baru sekali ketemu langsung. Eya nggak langsung juga sih. Dia di lapangan, sayanya di kursi penonton. Tapi karena saya duduk di vip, jadi ya anggep aja ketemu langsung, ye ga? :">

     Nah, beberapa waktu terakhir, saya merasa ini manusia makin terlihat seger kinyis-kinyis kayak es buah. Entah kenapa saya harus pakai perumpamaan ini. Tapi setiap lihat mukanya, saya jadi haus dan pengen buru-buru minum.

     Dan karena sering kehausan tengah malam gara-gara kepikiran Lee Yong Dae yang sruput-able itu, maka dari itu dan oleh sebab itu, saya putuskan untuk nge-print 1 lembar mukanya si Yoyong ini terus ditempel di tembok samping tempat tidur. Jadi kalo saya bobok madep ngalor akan terlihat si Yoyong yang lagi keringetan sambil mangap, dan saya akan pulas kembali karena rasa haus saya terobati.

     Sebenarnya sih sebagai istri,saya merasa bersalah sama Shintaro Ikeda dengan tindakan ini, tapi namanya haus mau gimana lagi :D

     Saya sarankan kepada teman-teman yang menyukai jenis muka pria oriental terutama dari negeri ginseng, mending nggak usah kebanyakan ngeliatin foto-foto Lee Yong Dae atau nyari video-video LYD di banyak tempat, karena akhirnya nanti bisa dehidrasi kalau pas lagi nggak ngeliat mukanya. Kayak saya :(

     Tapi kalau untuk yang sudah terlanjur seperti saya, yaudah sekalian nyemplung aja di kolam es buah nan seger itu. Mula elyedeh yang kelebihan vitamin A dan C itu akan membuat kita -yang kuat- akan semakin sehat, apalagi dinikmati tengah malam di saat cuaca dingin.

     Oke deh, sampai di sini saja cerita kita tentang es buah campur ginseng yang menambah stamina ini. Semoga kita bertemu lagi di cerita-cerita selanjutnya. Dadaaaahhh

    


Tuesday, January 8, 2013

Korea Open SSP Day 1

     Jakarta yang basah sejak semalam harus ditambah basah dan dingin karena kabar beberapa kekalahan dari Korea. Ya, hari kedua Korea Open SSP dibuka dengan kekalahan Pia/Rizky dari pasangan Denmark, Kamilla Ritter Juhl/Christina Pedersen dalam 3 game. Daftar kekalahan semakin bertambah saat Suci Rizky Andini/Della Destiara, Hendra Setiawan/M. Ahsan, dan Yonathan Suryatama Dasuki/Hendra AG juga harus bertumbangan dari lawan-lawannya dua set langsung. What an unlucky day.

     Awal yang buruk untuk mengawali turnamen pembuka tahun ini.

     Masih ada Vita Marissa/Variella Aprilsasi, Tontowy/Liliyana, Lindaweni, Firdasari, Tommy Sugiarto, Sony DK,Kido/Alvent, serta Rijal/Debby yang akan bertemu Vita Marissa/Praveen Jordan.

     Kita doakan saja semoga wakil-wakil yang ada dapat menjalankan tigas dengan baik. Bismillah...

    

    

Sunday, January 6, 2013

Korea, Awal Baru, (semoga) Prestasi Baru

     Selamat datang Januari...

     Tidak ada yang lebih menggembirakan selain rasa syukur kepada Sang Pencipta karena kita masih diijinkan tersenyum menyambut hari baru dengan harapan-harapan baru.

     Banyak harapan baru dimulai. Dan awal tahun ini saya putuskan untuk menatap langkah para atlet bulutangkis Indonesia yang baru saja berangkat ke negeri ginseng, Korea. Bukan untuk menonton konser boyband Korea atau untuk melihat Rain yang katanya sedang dihukum karena mangkir dari wajib militer, tapi untuk kembali berjuang mengangkat kembali prestasi yang telah lama tidak kita dapatkan.

     Kali ini Indonesia memberangkatkan tim terbaik ke Korea. Nama-nama lama seperti Kido/Alvent, Yonathan/AG, Pia/Rizky dan tentunya Owy/Butet yang tetap menjadi andalan serta nama-nama lain dikirim untuk memastikan bahwa Indonesia masih punya kekuatan.

     Pengurus baru, prestasi baru. Seperti itulah seharusnya yang diinginkan. Program kerja yang beberapa waktu lalu telah dibeberkan oleh Kabid Binpres baru, Rexy Mainaki memberi setitik harapan akan kebangkitan bulutangkis Indonesia.

     Semoga Korea Open Super Series Premier adalah tonggak awal bangkitnya bulutangkis kita. Mari bersama-sama kita awali langkah di turnamen pembuka ini dengan bismillah dan penuh harap semoga Tuhan menyertai langkah para atlet yang akan bertanding Selasa besok.




Nb: Salam buat Lee Yong Dae ya temen-temen :))