Thursday, May 30, 2013

Menunggu? Siapa takut...

Namaste...

     Saya ingin menuliskan apa yang ada di pikiran saya tentang topik yang beberapa waktu terakhir sedang hangat di grup pLettonic Indonesia. Saya akan menulis dengan kapasitas saya sebagai seorang pLettonic. Ya sebut saja saya pLettonic. Meskipun mungkin definisi pLettonic bagi orang berbeda-beda. Termasuk saya.

     Saya mengikuti Letto, grup band asal Jogja yang saya tahu setelah Sheila On 7, sejak mereka muncul di sebuah album kompilasi dengan membawa lagu berjudul I'll Find A Way.

Sejak saat itu saya mulai menyimak lagu-lagu Letto terutama setelah mngeluarkan album pertama mereka yang bertajuk "Truth, Cry and Lie". Truth, Cry and Lie adalah album favorit saya. Kenapa saya suka album pertama mereka? Karena lagu-lagu yang ada di album tersebut banyak menggunakan bahasa Inggris. Saya bukan orang yang pandai cas cis cus dengan bahasa Inggris. Pun saya tidak seluruhnya mengerti arti maupun isi dari lagu-lagu bahasa Inggris di album tersebut. Tapi dari empat album yang ada, Truth, Cry and Lie tetap album terbaik Letto menurut saya.

     Ketika album pertama dan kedua keluar di pasaran, saya masih berada di Lampung. Saya pindah datang ke Jakarta untuk kuliah tahun 2007. Entah saya tidak terlalu ingat pastinya kapan album kedua keluar.

     Saya pLettonic dengan definisi saya sendiri. Saya bukan seperti teman-teman pLettonic yang ada di grup pLettonic Indonesia yang bisa memuji Letto dengan kata-kata puitis setiap hari. Tapi bukankah orang yang menyukai dan menghargai karya Letto serta membeli albumnya yang asli adalah pLettonic? Koreksi kalau saya salah.

     Menjadi pLettonic pun bagi saya tidak harus selalu setuju dengan pendapat personil Letto di wilayah selain musik. 'Cause we are only human. So they are.

     Saya merasa sangat beruntung menjadi satu dari banyak orang yang mengikuti "pertumbuhan" album Lethologica dari awal hingga muncul di pasaran. Dan saya juga beruntung karena telah diberi kesempatan menjadi satu dari beberapa orang yang diijinkan memberi pendapat dengan diperdengarkan beberapa lagu di album Lethologica sebelum launching. Ya, kami diberi kesempatan mendengar lagu-lagu yang belum pernah didengar publik meskipun waktu itu kami tidak meminta atau menanyakan kapan album yang ditunggu tersebut akan keluar. Karena saya (kami) pada waktu itu sangat percaya album Letto pasti akan hadir bila memang sudah siap. Untuk apa terburu-buru, toh kita masih bisa mendengarkan dan menikmati banyak lagu dari album sebelumnya. Lagipula, kita semua "jatuh cinta" pada lagu-lagu Letto sejak dulu, kan? Sejak Letto masih dengan "T" satu.

     Pernah suatu ketika seseorang pernah mengatakan bahwa saat ini seperti ada "kotak-kotak" dalam pLettonic. Saya dan beberapa teman pLettonic menyadari itu. Tapi saya (dan saya yakin yang lain juga demikian) tidak pernah ingin menciptakan gap dalam berteman. Tapi mungkin akan lebih nyaman berhubungan dengan orang yang bisa kita mengerti. Dan ketika membaca postingan teman-teman di grup pLettonic Indonesia yang menanyakan perihal yang sama setiap harinya walaupun sebenarnya pertanyaan tentang album kelima tersebut sudah pernah dijawab tidak hanya sekali, membuat saya bertanya, "apakah mereka termasuk orang-orang yang tidak bisa saya mengerti?".

     Mungkin bila saya yang ditanya tentang kapan album Letto akan keluar, I will give a question instead of an answer, terus kalau album kelima Letto sudah keluar, mau ngapain? Beli cd asli? Atau malah akan seperti pahlawan membagi link download gratis?  Tanpa harus bertanya setiap hari kapan album itu muncul pun saya akan beli. Saya yakin teman-teman pun akan begitu.

     Saya ingat kalimat emas di songlit Ruang Rindu karya Andi Eriawan, "Semakin berharga sesuatu, semakin layak untuk ditunggu". Bila memang kita menganggap album kelima ini sangat berharga, kenapa tidak berusaha bersabar seperti yang sudah-sudah? Atau pada waktu itu memang belum ikut menunggu? If you know what I mean :)

     Saya sering membaca kalimat-kalimat puitis yang di-post teman-teman dengan menyisipkan kata, "Cinta... Bersabarlah". Jadi apa susahnya menerapkan "Cinta... Bersabarlah" tersebut dalam kehidupan nyata.

     Menunggu memang hal yang sangat membosankan, begitu orang berkata. Tapi kita pun pernah menunggu album-album sebelumnya keluar dalam rentang waktu yang lebih lama, dan tanpa banyak mengulang pertanyaan yang sama setiap hari. Sepertinya lebih membosankan membaca pertanyaan yang sudah pernah dijawab berulang kali yang ditanyakan setiap hari, ketimbang menunggu yang katanya membosankan itu.

     Saya yakin, teman-teman Letto sedang bekerja keras untuk menghasilkan album kelima ini. Jadi, apa salahnya kita menunggu dengan sabar tanpa harus menganggu konsentrasi mereka dengan menanyakan hal yang sama setiap hari. Kecuali bila kita memang menginginkan album baru Letto seperti musik mainstream yang akhir-akhir ini ada di Indonesia.

     Bila ingin mengambil contoh, musisi besar sekelas Jason Mraz memberi jarak yang panjang pada album yang dibuatnya. Alasannya adalah proses. Dia tidak ingin lagu yang dibuat adalah lagu yang hanya sekedar diinginkan oleh pasar. Tapi lagu yang benar-benar bisa menginspirasi. Ketika mengeluarkan album keduanya yang berjudul MR. AZ pada tahun 2004, dia memilih kembali bernyanyi dari kafe ke kafe dan mengeluarkan album ketiga pada tahun 2008 (We Sing, We Dance, We Steal Thing), dan me-launching album selanjutnya pada tahun 2012 (Love is a four letter word). Lama? Iya, sangat lama. Penggemarnya pasti menunggu dengan tidak sabar. Tapi saya yakin mereka tidak menanyakan hal yang sama setiap hari. Karena sekali lagi, masih ada lagu-lagu dari album sebelumnya yang masih bisa dinyanyikan.

     Jadi, mari kita menunggu album kelima Letto tanpa membuat mereka bosan dengan pertanyaan yang sama setiap hari. Waktu itu akan datang pada saat yang tepat dan bila memang sudah waktunya. Sambil menunggu, mari kita menikmati U&I, No One Talk About Love Tonight, Truth, Cry and Lie, atau I'll Find A Way. Lagu-lagu tersebut masih sangat bisa untuk dinikmati. Kecuali bila kita adalah orang yang baru suka lagu-lagu di album keempat. Again, if you know what I mean :)

"Let's forget we're running out of time" - Jason Mraz

Wednesday, May 29, 2013

(',')

-So hard to be a good person when everyone is so stupid-

Calm down, deep breath...

     I always try to hold my feeling out to be tough here, in this "lovely" office. Working with people with people with under-professional attitude is really big temptation. A temptation to write a resignation letter. But I don't. I am not that person who lost to a bad condition.

     I never think to work in under-professional attitude. I always try my best. But doing my best among people who can't, is such like drinking a bottle of poison mixed with wine. You will get the best taste of wine, but after that you'll die.

     I don't need to tell someone, here, in my office. I prefer to never trust no anybody here. Because being in this office is like you get in to the bus, you better to trust no one than something so mean to you finally gone.

     As I said, so hard to be a good person when everyone is so STUPID.

Thursday, May 23, 2013

Terimakasih Pahlawan Sudirman Cup

Indonesia, Indonesia, Indonesia...

Siang ini, saya menjadi satu dari jutaan manusia Indonesia yang beruntung menjadi saksi perjuangan para pahlawan bulutangkis Indonesia berjuang mati-matian melawan tim tangguh, China. Final kepagian, begitulah banyak orang menyebutnya. Laga yang sepertinya lebih pantas terjadi di partai final ini sejatinya adalah laga perempat final.

Indonesia yang pada penyisihan berada satu grup dengan China harus kembali menerima undian yang kembali mempertemukan Indonesia dan China. Berat memang, tapi kita, Indonesia, bukanlah tim pengecut yang kalah sebelum bertanding. China memang kuat, tapi kita punya harapan.

Dan hari ini, putra-putri terbaik bangsa menunjukkan kegigihan dan semangat pantang menyerah melawan China.

Dimulai dari Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang harus berjuang jatuh bangun menggempur pertahanan pasangan ganda campuran nomor satu dunia, Xu Chen/Ma Jin. Lewat permainan dramatis dan menegangkan, pasangan Indonesia, juara All England dua kali, ini mampu membuat wajah kepala pelatih China, The Mighty Li Yongbo, ketar-ketir dan gemetar. Beberapa kali Li Yongbo disorot kamera dengan wajah penuh kekhawatiran. Tim kita? Dengan wajah ceria dan penuh harap bersorak di bench pemain, pun terlihat Rexy Mainaki yang tersenyum sumringah tanpa beban. Indonesia unggul 1-0.

Partai kedua mempertandingkan partai tunggal putra antara Tommy Sugiarto melawan pemain nomor dua dunia, Chen Long. Tommy yang belum pernah menang melawan Chen Long, akhirnya harus kembali mengakui keunggulan pemain muda China tersebut dengan kekalahan dua set langsung.

Angin segar sempat kembali hadir ketika ganda putra muda harapan Indonesia, Angga Pratama/Ryan Agung Saputro, secara gemilang mampu mengalahkan pasangan smes dari "neraka" yang juga merupakan peraih medali emas olimpiade dalam pertarungan tiga set. Siapa yang tidak tau Cai Yun dan Fu Haifeng? Siapa yang tidak ketar-ketir ketika harus berhadapan dengan mereka? Ganda yang pernah menjadi "musuh bebuyutan" Markis Kido dan Hendra Setiawan ini masih menjadi momok menakutkan bagi lawan. Dan dengan perjuangan tanpa kenal henti, Angga dan Ryan mampu menumbangkan mereka.

Sehari sebelumnya, Ryan sempat berkata, "walau harus batuk darah sekalipun, yang terpenting adalah menyumbang poin untuk Indonesia", dan dia membuktikannya. Melalui serobotan dan blok-blok maut, mereka mampu menumbangkan pasangan yang di atas kertas jelas lebih diunggulkan, baik dari skill maupun pengalaman.

China akhirnya mampu menyamakan kedudukan menjadi 2-2 setelah Li Xuerui, peraih medali emas olimpiade London berhasil membuat Lindaweni Fanetri bertekuk lutut.

Pada partai penentuan, China menurunkan pasangan ganda putri ranking pertama dunia, sekaligus pasangan ganda putri yang sangat susah dikalahkan, Wang Xiaoli/Yu Yang. Indonesia sendiri menurunkan pasangan dadakan yaitu Liliyana Natsir dan Nitya Krishinda Maheswari. Pasangan Indonesia tidak mampu berbuat banyak dan akhirnya menyerah pada angka 21-12. Di game kedua, perolehan angka ketat hingga angka 19-19, namun dewi keberuntungan memang tidak berada di pihak Indonesia, Indonesia harus menyerah pada skor akhir 3-2 dan mengakhiri tradisi selalu masuk fase semifinal.

Ketika pertandingan berakhir, sontak kalimat-kalimat pujian bertebaran di dunia maya, terutama twitter. Saya yang biasanya langsung meneteskan air mata atau setidaknya tidak bernafsu untuk melakukan apa pun bila Indonesia menelan kekalahan, kali ini merasakan hal yang berbeda. 3 hari saya tidak bernafsu untuk makan saat Owi/Butet kalah di perebutan medali perunggu olimpiade London. Tapi kali ini lain. Indonesia kalah, dan saya tersenyum bangga.

Yah, kebanggaan yang amat dalam saya rasakan sore tadi. Saya yakin bukan hanya saya merasakan hal tersebut, ribuan orang lain yang mengaku rakyat Indonesia dan menyaksikan perjuangan mereka pasti akan merasakan sesuatu yang tak terdefinisi artinya.

Kita kalah hari ini. Kita kalah terhormat dengan kepala tegak karena usaha dan perjuangan yang telah dilakukan. Mereka, para atlet yang telah meneteskan keringat hingga kehilangan tenaga patut dihargai perjuangannya. Seperti apa pun hasil yang didapat, kebanggaan tetap menjadi milik kita yang berusaha.

Ini adalah titik awal kembalinya bulutangkis Indonesia ke jalan yang seharusnya. We are back to the right track. Kita berada di jalan di mana kita seharusnya berada. Kita berada pada jalur juara.

Terimakasih pahlawan, putra-putri terbaik bangsa. Kalian adalah ujung tombak kebanggaan yang dimiliki Indonesia. Biarkan orang mencerca dan menghina prestasi kita, kita sudah berada pada jalur yang sesungguhnya. Tuhan ada, Tuhan mendampingi kemana pun kita berjalan. God Bless Indonesia...


































"Do you know team work, Li Yongbo?"

Sunday, May 19, 2013

Beauty In Ugly

Saat menulis ini, saya sedang mendengarkan soundtrack serial Ugly Betty yang dinyanyikan oleh Jason Mraz, Beauty In Ugly. Lagu ini adalah satu dari banyak lagu Jason Mraz yang membuat saya lebih percaya diri.

She's so big hearted

But not so remarkable

Just an ordinary humble girl

Expecting nothing as we're made to think

It's a pretty person's world

But you are beautiful

And you better go show it

So go look again

You gotta be true to your own

If you really wanna go to the top

Do you really wanna win

Don't believe in leaving normal

Just to satisfy demand

Well if you wanna get free

And if you wanna do the passionate thing

And if you wanna get smart

For the sake of your heart and all

You should own your name

And stand up tall and get real

And see the beauty in ugly

Well you are fresh

Your face is fabulous

Don't forget you're one of a kind

When nobody's checking the deeds you've done

And nobody's hearing your cries

You make all the fashion statements

Just by dressing up your mind

And if you wanna get free

And if you wanna do the passionate thing

And if you wanna get smart

For the sake of your heart and all

You should own your name

And stand up tall and get real

And see the beauty in ugly

And see the beauty in ugly

Well if you wanna get free

And if you wanna do the passionate thing

And if you wanna get smart

For the sake of your heart and all

You should own your name

And stand up tall and get real

And see the beauty in ugly

And see the beauty in ugly

Dari lirik tadi, saya yakin perempuan dengan wajah serta penampilan pas-pasan seperti saya akan merasa lebih percaya diri. Karena kecantikan fisik serta populer di lingkungan bukan berarti memiliki cara berpikir bagus. Memang belum tentu pula orang seperti saya punya otak cemerlang. Tapi Tuhan yang Maha Adil tidak akan menciptakan sesuatu tanpa maksud. Mungkin seseorang diciptakan dengan fisik indah dan materi yang lebih dari cukup, tapi memiliki kesehatan yang labil. Bisa jadi orang yang terlihat bisa menggandeng pacar kemana pun sebenarnya adalah orang yang sangat kesepian. Atau tidak menutup kemungkinan wanita dengan penampilan fisik sangay biasa ternyata menyimpan potensi yang tak terduga. "You make all the fashion statement just ny dressing up your mind". This!!!

Jadi seharusnya kita memang tidak perlu minder dengan wajah yang biasa saja dan tidak menonjol di lingkungan. Karena Tuhan punya rahasia yang pasti adil bagi makhluknya. Matahari tidak mengandung air seperti bumi, tapi memiliki cahaya yang bisa menerangi galaksi bima sakti. Burung tidak bisa bicara tapi bisa terbang di angkasa melihat keindahan dunia.

Kalau kita masih sering berpikir untuk apa kita diciptakan dengan wajah pas-pasan, mungkin harus melihat ke sekitar. Untuk apa Tuhan menciptakan capung? Pasti ada maksudnya.

We are one of a kind, jadi jangan pernah merasa minder apalagi iri pada orang yang memiliki kecantikan fisik lebih atau bahkan jauh dari kita. Mereka mungkin mendapat banyak perhatian dari para lelaki yang menjadikan kekasih hati. Mungkin itu tidak terjadi pada kita.

"Well if you get free, and if you wanna do the passionate thing, and if you wanna get smart for the sake of your heart and all, you should own your name and stand up tall, and get real", that's the secret.

Jadi, mungkin perempuan-perempuan dengan wajah idaman para pria itu nggak bisa nulis and nge-blog. So, one point for you :))



Ketidakmengertian

Hari ini saya mau nulis tentang hasil "meeting" saya dengan kak Fitria kemarin malem. Kemaren saya dan Fitria pergi ke Gor Asia - Afrika untuk "ibadah" di Sirnas Jakarta Open. Lumayan kami dapet obat mata yang lumayan menyegarkan. Fitria jatuh cinta sama dedek Abu Bakar, dan saya gemes banget sama Yantoni yang semok itu *ciwel pahanya*.

Malemnya, setelah acara habis, kami yang males banget pulang dan masih nggak ikhlas sama harga french fries + sosis yang bisa buat beli tiket kelas 2 Indonesia Open, akhirnya memutuskan untuk menghabiskan malam di seputaran Blok M (tapi beneran itu harga sosis bisa buat DP-in rumah).

Sebagai orang yang nggak pernah punya pilihan lain untuk nongkrong selain Blok M, maka kami memilih 7-11 untuk sekedar ngobrol *macak anak gaul sepel*.

Setelah dapet tempat duduk di pojokan yang adem dan sepi, kami memulai rapat. Diawali dengan obrolan ringan tentang saya yang bulan depan akan go internesyenel, kantor baru Fitria, dan akhirnya kami tiba pada topik utama "rapat" malam itu. Yak, jodo --"

Jadi gini, kita semua sering melihat atau membaca keluhan pria-pria di twitter, facebook, dan media sosial lainnya tentang ketidakmengertian mereka pada perempuan. Ketidakmengertian mereka itu pada intinya mengatakan bahwa perempuan (atau dalam hal curhatan mereka adalah pacarnya) adalah makhluk yang sangat manja dan ribet. Contoh keluhan yang biasa di-twit-kan adalah seperti :

1. "Aku gendut nggak? | nggak | ah bohong kamu, gendut kan? | iya | iihhh jahat ngatain aku gendut | *bunuh diri*"

2. "Turunin aku di sini | jangan gitu dong | pokoknya turunin aku di sini | yaudah turun | oohhh jadi kamu tega nurunin aku di sini? | *ngemil baygon*"

3. "Mau makan di mana, sayang? | terserah | yaudah makan pizza aja ya? | kamu mau bikin aku gendut? | ....

... dan masih banyak contoh keluhan pria-pria di sosial media yang menggambarkan betapa menderitanya mereka bersama pacarnya yang ribet, manja, dan dandannya lama.

Mungkin kalau saya melihat langsung perempuan yang seperti conton di atas tadi, pasti saya udah pengen masukin perempuan itu ke kaleng sarden bareng ikan tuna dari Islandia. Dan saya (juga Fitria tentunya) tidak ingin menjadi salaj satu dari populasi perempuan seperti itu.

Tapi pada kenyataannya adalah jenis makhluk susah dimengerti itulah yang disukai laki-laki. Jarang sekali ada pria yang memilih perempuan yang bisa angkat galon sendiri dari warung dan mengangkatnya ke atas dispenser, juga wanita yang mau ngangkat tangga sendiri untuk memasang lampu yang mati, atau perempuan dandan dengan make up seadanya. Sangat jarang sekali, mungkin hanya ada dalam skala perbandingan 57 : 1. Jadi haruskah kami makhluk penganut paham angkat galon sendiri menunggu 1 dari 57 orang tersebut? Apakah mereka takut kalah superior? Atau apa? Entahlah.

Dalam masalah seperti ini, tentunya ini adalah bagian dari curhatan kami kaum yang kerjaannya hanya bisa mengagumi tanpa bisa mendapatkan. Kalau kata orang Jawa, "isa nyawang ra isa nyanding".

Kadang saya melihat perempuan yang -maaf- kualitas wajahnya juga rata-rata air bisa menggandeng pria yang seperti Dirly Idol, kemudian ganti lagi dengan yang seperti Sutha AFI, bulan depan pindah lagi dengan yang mirip Colton Dixon. Sungguh ini adil atau tidak saya kurang tau.

Kembali pada pria yang tidak mengerti wanita tadi. Menurut saya prek moment adalah ketika laki-laki berkata tidak mengerti wanita seperti yang tersebut di atas tapi masih juga dipacari. "Namanya juga cinta", jelas itu alasan yang paling sering dikeluarkan. Bisa diterima bila alasannya adalah cinta. Tapi kalau cinta kenapa harus mengeluh. Kalau memang cinta dan mau menerima, ya sudah terima, jangan mengeluh dengan keribetan dan kemanjaan pacarnya. Itu hanya akan membuat kaum single and ready to mingle seperti kami bertanya-tanya.

Tapi biarlah semua itu menjadi misteri sampai ada pria yang mau menjadikan wanita yang hobi ngangkat galon dan masang lampu sendiri menjadi bagian dari dirinya.

Monday, May 13, 2013

La, la, da, da, da, da

Hanya dengan melihat judul dari postingan ini saja saya langsung pengen ketawa ngakak.

Jadi, judul postingan ini adalah intro dari sebuah lagu milik Jason Mraz berjudul What Mana Say. Menurut saya (dan mungkin bagi hampir semua Mraz' fans) lagu ini memiliki kelucuan tingkat dewa api.

Entah kenapa setiap mendengar lagu, apalagi dibarengi dengan menonton video Jason yang sedang menyanyikan lagu ini, akan membuat saya sangat ingin berteriak "ASUK" tapi kemudian terbang tinggi ke langit ke tujuh. Saya nggak tau alasannya kenapa. Tapi ya gitu lah pokoknya. Mungkin bagi yang tidak terlalu suka Jason Mraz atau biasa saja pada Jason, akan bereaksi, "hah? di mana lucunya?". Tapi ya itu, saya juga nggak tau kenapa lagu ini bisa lucu. Jadi ini sudah saya copy-kan lirik lagu "ASUK" tadi. Check It Out :

La, la, da, da, da, da

Whatever mama say you best do it

Whatever mama say you best do it

Whatever mama say

You better listen to your mama

Wash your face, use some soap

Make your bed, fold your clothes

Clean your dishes, chew your food

Don't talk back and don't be rude

Take your shoes off at the door

Don't track no mud along that floor

Don't forget to take the garbage out

Don't want no excuses anymore

Call your sister, cut the grass

Think you're smart? Not so fast

Take your fingers off the remote control

Because mama's watching that

Do the dishes, feed the dog

Put out the cat and praise the Lord

It wouldn't hurt you to go to church

Any once in awhile, just get going

What mama say is what I'm gonna do

Mama said that I should settle down with a girl like you

I'm gonna work real hard, it's what I wanna do

I'm gonna give you all my lovin' and make you a mama too

Baby, that's what I'm gonna do, I'm gonna make you a mama too

La, la, da, da, da, da

Whatever mama say you best do

Whatever mama say you best do it

Whatever mama say

You better listen to your mama

I won't lean back in my chair

Will not run down the stairs

And in case of emergency

I'll wear some fresh underwear

I'll keep it callin' when it's in need of repair

I'm gonna get myself a job but I won't cut my hair

"I beg your pardon?", That's what my mama say

"Boy, don't get smart and don't talk to me that way

Who do you think you are, boy? You better behave"

She said, "I gave you life, child, I can take it away"

What mama say is what I'm gonna do

Mama said, "I should be with a girl like you"

I'm gonna work real hard, it's what I wanna do

I'm gonna give you all my lovin' and make you a mama too

Sugar, that's what I'm gonna do, I'm gonna make you a mama too

That's what I'm gonna do, I'm gonna make you a mama too

La, la, da, da, da, da

Whatever mama say you best do

Whatever mama say you best do it

Whatever mama say

You better listen to your mama

Saturday, May 11, 2013

Chocomole, Chocolate Mousse Dari Surga

Awalnya saya tahu makanan ini saat menonton video wawancara Jason Mraz dengan sebuah radio di youtube. Jason Mraz is a vegan. Saya mengetahui hal itu. Dan saya pun langsung tertarik untuk mencari resep Chocomole.

Chocomole is sugar free chocolate mousse. Dan non-lemak hewani tentunya. And raw pudding, of course.

Beberapa bulan terakhir memang saya sedang sangat menggemari raw food. Mulai dari konsumsi greensmoothie hampir setiap hari, memperbanyak sayur mentah saat makan, dan sudah beberapa bulan saya tidak mengkonsumsi susu sapi.

Seperti yang pernah saya katakan, saya bukan vegan. Pun belum ada niat menjadi vegan. Saya hanya ingin menjalani dengan lebih sehat. Sayuran mentah (dalam hal ini adalah sayuran berdaun), menurut yang saya baca dari banyak sumber, adalah jenis sumber makanan yang bisa menangkal banyak racun dari lingkungan sekitar. Terutama bagi orang-orang yang tinggal di Jakarta yang penuh dengan polusi, salah satu cara paling efisien untuk menjaga kekebalan tubuh dari racun polusi adalah dengan banyak-banyak mengkonsumsi sayuran, terutama yang mentah. Karena kandungan nutrisi pada sayuran mentah masih utuh dan belum berkurang karena proses memasak.

Nah, kembali ke Chocomole...

2 hari yang lalu, saya tidur sore hari lumayan lama. Di dalam tidur saya bermimpi dikirimi satu karung besar buah alpukat yang merupakan buah kesukaan saya. Kalau diizinkan oleh alam, saya ingin melakukan kudeta menggeser posisi durian sebagai raja dan menggantinya dengan alpukat.

Ketika bangun dari tidur, saya langsung kepikiran tentang alpukat. Sampai jam 1 malam saya tidak bisa tidur memikirkan raja buah di hati saya ini.

Semua Mraz' fans pasti akan memiliki pikiran yang sama dengan saya saat diingatkan tentang alpukat. Iya, saat makan atau melihat alpukat, saya pasti ingat Jason Mraz.

Maka tengah malam itu, saya ingat tentang Chocomole, yang notabene berbahan dasar alpukat. Maka saya cari tutorial pembuatan Chocomole di youtube dan beberapa resepnya di google. Beberapa resep yang saya dapat di youtube dan google adalah resep modifikasi.

Keesokan harinya (kemarin), sepulang kerja, saya pergi ke Pasar Minggu untuk membeli alpukat. Dengan alpukat di tangan, saya siap membuat the chocolate pudding from heaven, Chocomole.

Untuk membuat Chocomole, yang harus disiapkan adalah :

1. Satu buah alpukat dengan ukuran                 besar.

2. Fresh coconut milk
Santan segar yang kita gunakan di sini berasal dari daging kelapa muda dan airnya yang kita blend sehingga berbentuk seperti santan. Pada resep asli sebenarnya digunakan almond milk, tapi kan mahal ya, jadi untuk penghematan kita bisa gunakan santan kelapa muda. Di resepnya yang saya baca dari artikel wawancara Jason dengan CNN, Jason Mraz tidak menggunakan ini.

3. Cocoa Powder
Pada resep asli, biasanya digunakan raw organic cocoa powder, tapi sekali lagi, selain agak susah mencarinya, biasanya agak mahal. Jadi bisa menggunakan cocoa powder biasa.

4. Perasa vanilla

5. Dates

Cara membuatnya adalah blend semua bahan menjadi satu sampai lembut. Sesuaikan santan yang digunakan, jangan terlalu banyak karena akan membuatnya menjadi terlalu cair. Setelah lembut, bisa langsung dinikmati.

Kenapa saya katakan Chocomole adalah cokelat mousse dari surga? Bukan karena Jason Mraz. Bukan. Lidah saya sudah merasakan secara langsung kenikmatannya.

Chocomole memang tidak terlalu manis, karena rasa manisnya hanya berasal dari santan kelapa muda dan alpukat (mungkin di resep aslinya akan lebih tidak manis lagi). Saya dulu juga suka makanan manis, tapi sejak berbulan-bulan lalu saya membiasakan diri untuk tidak terbiasa dengan makanan atau minuman manis. Dan Chocomole sangat cocok untuk lidah saya. Dan sekali lagi, this is raw food.

Sekarang saatnya teman-teman mencoba chocolate mousse sehat dan sangat mudah dibuat ini.

Keep RAWk, God bless avocado grower, thank you Jason...

Monday, May 6, 2013

Saatnya Menjadi Bijak

Semalam, skuad Indonesia untuk piala Sudirman diumumkan oleh PBSI. Sebanyak 19 pemain pelatnas tercatat akan memperkuat pasukan Indonesia dalam ajang beregu campuran antar negara di dunia tersebut. Nama-nama pemain muda masuk dalam deretan pemain tunggal maupun ganda.

Tommy Sugiarto, Hayom Rumbaka, Lindaweni Fanetri, Aprilia Yuswandari, dan Bellaetrix Manuputy mengisi slot untuk tunggal putra dan putri. Tontowi Ahmad, Muhamad Rijal, Fran Kurniawan Teng, Liliyana Natsir serta Debby Susanto adalah para pemain utama untuk ganda campuran. Hendra Setiawan, Mohamad Ahsan, Angga Pratama, Ryan Agung, Nitya Krishinda, Meiliana Jauhari, Greysia Polii, Gebby Ristiyani Imawan, dan Tiara Rosalia akan memperkuat sektor ganda putra dan putri.

Kenapa tidak ada nama Rizky Amelia dan Pia Zebadiah? Mengapa tidak ada Adrianti Firdasari? Simon Santoso? Sony Dwi Kuncoro? Itu adalah pertanyaan yang paling banyak dilontarkan oleh banyak pecinta bulutangkis di Indonesia.

Pada awalnya, saya pun agak sedikit heran dengan tidak adanya pemain-pemain dengan peringkat tinggi seperti Sony DK dan Pia/Rizky. Tapi akhirnya, kita semua harus menerima keputusan PBSI yang lebih memiliki wewenang dan berkompeten dalam hal ini.

SDK serta Firdasari adalah pemain berpengalaman dan biasa diandalkan di turnamen beregu selama ini. Tapi cedera yang mereka alami mengakibatkan dua atlet senior andalan Indonesia ini harus absen dalam pesta bulutangkis dunia ini. Selain mereka berdua, Anneke Feinya Agustin juga harus absen karena dibekap cedera. Simon Santoso? Kita semua tahu, Simon yang tahun lalu berhasil menjadi juara di Indonesia Open Super Series Premier, sedang tidak dalam performa terbaiknya setelah absen beberapa bulan karena terkena penyakit gondok saat mengikuti tur Eropa akhir tahun lalu. Turnamen sekelas Sudirman Cup adalah turnamen bergengsi yang tidak hanya membutuhkan pengalaman dan mental atlet untuk bertanding, tapi juga kesiapan fisik. Tidak mungkin PBSI gegabah memasukkan nama Sony Dwi Kuncoro meskipun dia adalah tunggal putra dengan ranking tertinggi di Indonesia, karena keadaannya yang masih dibekap cedera. Pun dengan Simon Santoso yang dari 3 turnamen terakhir yang diikuti, belum berhasil mengembalikan kepercayaan dirinya.

Lalu bagaimana dengan Pia Zebadiah dan Rizky Amelia yang notabene adalah ganda putri dengan peringkat tertinggi? Yah, banyak orang yang menyayangkan tidak dipanggilnya Pia/Rizky untuk mengisi skuad piala Sudirman. Tapi itulah konsekuensi atas pilihan yang mereka pilih. Pilihan untuk tetap berada di luar pelatnas PBSI.

PBSI punya peraturan dan wewenang dalam hal ini. Dan hanya yang terpilih lah yang bisa berada di dalam sana. Pia/Rizky adalah yang terpilih, tapi mereka memilih untuk tidak mengambil pilihan menjadi yang terpilih. Itu konsekuensi yang harus diambil.

Sebagai pecinta bulutangkis, ada baiknya kita mulai belajar untuk menjadi orang yang berbesar hati dan tetap mendukung apa pun keputusan yang dikeluarkan oleh PBSI.

Semua orang boleh berpendapat, semua boleh punya kritik dan ketidakpuasan, tapi jangan menjadi seolah-olah lebih pintar dari pembuat keputusan. Karena nyatanya kita, sebagai pecinta bulutangkis, memang tidak lebih tahu dari PBSI.

Saya sempat heran saat tadi pagi saya iseng membaca tab mention di twitter milik salah satu staf PBSI, Bambang Rudyanto. Banyak sekali anak-anak *yang menurut dugaan saya adalah anak-anak yang masih di bawah umur* protes tentang skuad Indonesia ini. Banyak yang kemudian malah terlihat sok tahu dan seperti merasa lebih kompeten dalam hal pemilihan pemain. Padahal pihak PBSI-lah yang lebih tahu keadaan fisik dan mental pemain.

Jadi, kenapa kita tidak mencoba bersikap lebih bijaksana. Sebagai pecinta bulutangkis, tugas kita adalah tetap mendukung apa pun keputusan yang diambil. Mendukung dan mendoakan, itulah sikap bijak yang harus kita ambil.

Sekarang mari kita sama-sama berdoa untuk kesuksesan tim bulutangkis Indonesia di Sudirman Cup. Sudah saatnya piala yang dibuat di Indonesia itu kembali pulang ke Indonesia. Amin.

Friday, May 3, 2013

93 Million Miles

Flashback Friday...

"In life you're gonna go far, if you do it right you'll love where you are." - Jason Mraz

Saya duduk di sini, di atas kursi kantor menghadap meja merasakan kantor yang sepi di tinggal penghuninya makan siang. Hanya ada saya dan seorang sekuriti serta seorang office boy yang mondar-mandir gelisah menunggu pesanan makanan yang tak kunjung datang.

Ditemani lagu 93 Million Miles milik Jason Mraz yang saya putar berulang-ulang, saya mulai menuliskan ini.

Saya lahir di Lampung, di sebuah tempat terpencil di daerah Lampung bagian selatan. Diapit gunung Pesawaran, berteman pantai-pantai yang menghidupi nelayan. Daerah tempat lahir dan tempat saya menghabiskan masa kecil hingga usia 18 tahun adalah tempat berkumpulnya para pendatang dari daerah Jawa, serta beberapa keluarga dari Sumatra Utara, Maluku, Padang dan beberapa yang lain.

Hampir 6 tahun yang lalu, saya memutuskan untuk meninggalkan tanah kelahiran saya untuk melanjutkan kuliah di Jakarta, setelah 3 tahun sebelumnya juga saya habiskan masa SMA di perantauan. Bukan sebenar-benarnya perantauan memang, seminggu sekali saya pulang ke rumah dan kembali ke asrama tempat saya tinggal pada Minggu sore atau Senin pagi.

Sepi, iya memang sepi. Berkali-kali saya tulis di blog saya, jauh dari rumah dan keluarga adalah hal yang paling memuakkan. Saat orang lain bercengkerama di balik selimut kala hujan bersama keluarga masing-masing, saya sibuk bercakap-cakap dengan foto-foto serta tulisan-tulisan di tembok kamar saya yang sepi. Tapi itulah hidup. Kita ditakdirkan untuk berjalan dan hanya akan berhenti saat Sang Maha Cahaya memutuskan kita harus berhenti.

Saya selalu bersyukur bahwa saya lahir dari rahim Ibu saya dan mengalir darah Bapak saya yang juga seorang perantauan. Bapak saya adalah transmigran dari Jawa Tengah yang menghabiskan masa mudanya untuk membuka hutan membuat lahan.

Sepi. Sekali lagi untuk kesekian kalinya, memang sepi. Tapi saya bersyukur diberi kesempatan melihat dunia lebih luas lagi. Saya membawa wajah keras dan pemberani milik Bapak kemana pun saya pergi. Saya membawa serta senyum dan sorot mata lembut Ibu kemana pun saya melangkah.

"Sometimes it may seem dark, the absence of the light is a necessary part." - Jason Mraz

Lagu 93 Million Miles ini mengingatkan saya pada aroma dedaunan di pagi hari, juga suara buih di pantai yang selalu kami kunjungi saat libur Idul Fitri.

Walaupun jauh, saya tetap percaya bahwa saya membawa rumah saya ke mana pun saya pergi. Saat rindu pada rumah, saya tinggal memejamkan mata, menengok dalam ke dasar hati saya, dan saya akan menemukan senyum keluarga saya di sana.

Thursday, May 2, 2013

Happy Birthday? Yes, It Is...

     Entah apa yang harus saya lakukan hari ini. Saat menulis ini, saya baru saja lepas dari kungkungan macetnya ibukota yang selalu memaksa semua warga kota untuk menjadi sahabatnya. Everything in this universe needs friend. Seperti bumi yang bersahabat dengan bulan, ombak dengan lautan, Jakarta dengan kemacetan, serta banyak perumpamaan lain yang tidak bisa ditulis satu-persatu di sini. Terimakasih kepada gravitasi yang tetap menempatkan saya di bumi ini, berpijak dan melangkah di atas tanah yang juga dipijaki oleh banyak makhluk lain. Salah satunya adalah seorang perempuan muda yang selalu menjadi alasan saya berterimakasih pada gravitasi.

     5 tahun yang lalu, tahun 2008, belum genap satu tahun saya menginjakkan kaki di tanah ini. Tidak banyak teman yang saya miliki, tidak banyak orang yang bisa saya ajak bicara. Astrologi yang telah mengikuti saya sejak lahir, memberikan takdir kepada saya untuk bertemu perempuan ini. Dan saya mulai bisa bercerita...

     The girl with the broadest shoulder. Itulah dia. Seorang perempuan yang 23 tahun lalu datang ke atas bumi ini dan dibaringkan oleh gravitasi bersama tangisan bahagia yang keluar dari bibir kecilnya. Perempuan yang 23 tahun lalu dianugerahi sebuah nama oleh orang tuanya, Fitria Kurnia Sari. Pemberian yang suci.

     Saya sendiri tidak tahu apa yang membuat saya menjadikannya sahabat saya. Mother Nature sets nature setting. She is one of that nature setting. I've spent much of my time to laugh with her, tell the random things, talk about the 'naked' things, and many many much others. Dia salah satu orang yang membuat saya merasa punya teman dekat (selain blog ini).

     Hari ini, 3 Mei 2013, perempuan muda dengan pundak lebar itu tumbuh menjadi wanita muda dengan segala harapan dan mimpinya. Berjalan penuh kepastian menuju sesuatu bernama masa depan.

     Jason Mraz said that friendship is one mind in two bodies. Yes it's true. At least I think that it's true.

     Happy birthday, my dearest lady. Let's do the stupid things while we are young, something that will make us smile about when we grow old and just can sit down on our lazy chair. Keep healthy, keep honest, keep happy and don't let your mind stops you from havin' a good time.

     Thank you for being my dearest friend, and thank you for shining your light. I hate the way I love this friendship, dear my sister in my mind. Sister by choice.

    Happy Birthday :*







*roger...roger...ganti*