Flashback Friday...
"In life you're gonna go far, if you do it right you'll love where you are." - Jason Mraz
Saya duduk di sini, di atas kursi kantor menghadap meja merasakan kantor yang sepi di tinggal penghuninya makan siang. Hanya ada saya dan seorang sekuriti serta seorang office boy yang mondar-mandir gelisah menunggu pesanan makanan yang tak kunjung datang.
Ditemani lagu 93 Million Miles milik Jason Mraz yang saya putar berulang-ulang, saya mulai menuliskan ini.
Saya lahir di Lampung, di sebuah tempat terpencil di daerah Lampung bagian selatan. Diapit gunung Pesawaran, berteman pantai-pantai yang menghidupi nelayan. Daerah tempat lahir dan tempat saya menghabiskan masa kecil hingga usia 18 tahun adalah tempat berkumpulnya para pendatang dari daerah Jawa, serta beberapa keluarga dari Sumatra Utara, Maluku, Padang dan beberapa yang lain.
Hampir 6 tahun yang lalu, saya memutuskan untuk meninggalkan tanah kelahiran saya untuk melanjutkan kuliah di Jakarta, setelah 3 tahun sebelumnya juga saya habiskan masa SMA di perantauan. Bukan sebenar-benarnya perantauan memang, seminggu sekali saya pulang ke rumah dan kembali ke asrama tempat saya tinggal pada Minggu sore atau Senin pagi.
Sepi, iya memang sepi. Berkali-kali saya tulis di blog saya, jauh dari rumah dan keluarga adalah hal yang paling memuakkan. Saat orang lain bercengkerama di balik selimut kala hujan bersama keluarga masing-masing, saya sibuk bercakap-cakap dengan foto-foto serta tulisan-tulisan di tembok kamar saya yang sepi. Tapi itulah hidup. Kita ditakdirkan untuk berjalan dan hanya akan berhenti saat Sang Maha Cahaya memutuskan kita harus berhenti.
Saya selalu bersyukur bahwa saya lahir dari rahim Ibu saya dan mengalir darah Bapak saya yang juga seorang perantauan. Bapak saya adalah transmigran dari Jawa Tengah yang menghabiskan masa mudanya untuk membuka hutan membuat lahan.
Sepi. Sekali lagi untuk kesekian kalinya, memang sepi. Tapi saya bersyukur diberi kesempatan melihat dunia lebih luas lagi. Saya membawa wajah keras dan pemberani milik Bapak kemana pun saya pergi. Saya membawa serta senyum dan sorot mata lembut Ibu kemana pun saya melangkah.
"Sometimes it may seem dark, the absence of the light is a necessary part." - Jason Mraz
Lagu 93 Million Miles ini mengingatkan saya pada aroma dedaunan di pagi hari, juga suara buih di pantai yang selalu kami kunjungi saat libur Idul Fitri.
Walaupun jauh, saya tetap percaya bahwa saya membawa rumah saya ke mana pun saya pergi. Saat rindu pada rumah, saya tinggal memejamkan mata, menengok dalam ke dasar hati saya, dan saya akan menemukan senyum keluarga saya di sana.
No comments:
Post a Comment