Thursday, May 23, 2013

Terimakasih Pahlawan Sudirman Cup

Indonesia, Indonesia, Indonesia...

Siang ini, saya menjadi satu dari jutaan manusia Indonesia yang beruntung menjadi saksi perjuangan para pahlawan bulutangkis Indonesia berjuang mati-matian melawan tim tangguh, China. Final kepagian, begitulah banyak orang menyebutnya. Laga yang sepertinya lebih pantas terjadi di partai final ini sejatinya adalah laga perempat final.

Indonesia yang pada penyisihan berada satu grup dengan China harus kembali menerima undian yang kembali mempertemukan Indonesia dan China. Berat memang, tapi kita, Indonesia, bukanlah tim pengecut yang kalah sebelum bertanding. China memang kuat, tapi kita punya harapan.

Dan hari ini, putra-putri terbaik bangsa menunjukkan kegigihan dan semangat pantang menyerah melawan China.

Dimulai dari Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang harus berjuang jatuh bangun menggempur pertahanan pasangan ganda campuran nomor satu dunia, Xu Chen/Ma Jin. Lewat permainan dramatis dan menegangkan, pasangan Indonesia, juara All England dua kali, ini mampu membuat wajah kepala pelatih China, The Mighty Li Yongbo, ketar-ketir dan gemetar. Beberapa kali Li Yongbo disorot kamera dengan wajah penuh kekhawatiran. Tim kita? Dengan wajah ceria dan penuh harap bersorak di bench pemain, pun terlihat Rexy Mainaki yang tersenyum sumringah tanpa beban. Indonesia unggul 1-0.

Partai kedua mempertandingkan partai tunggal putra antara Tommy Sugiarto melawan pemain nomor dua dunia, Chen Long. Tommy yang belum pernah menang melawan Chen Long, akhirnya harus kembali mengakui keunggulan pemain muda China tersebut dengan kekalahan dua set langsung.

Angin segar sempat kembali hadir ketika ganda putra muda harapan Indonesia, Angga Pratama/Ryan Agung Saputro, secara gemilang mampu mengalahkan pasangan smes dari "neraka" yang juga merupakan peraih medali emas olimpiade dalam pertarungan tiga set. Siapa yang tidak tau Cai Yun dan Fu Haifeng? Siapa yang tidak ketar-ketir ketika harus berhadapan dengan mereka? Ganda yang pernah menjadi "musuh bebuyutan" Markis Kido dan Hendra Setiawan ini masih menjadi momok menakutkan bagi lawan. Dan dengan perjuangan tanpa kenal henti, Angga dan Ryan mampu menumbangkan mereka.

Sehari sebelumnya, Ryan sempat berkata, "walau harus batuk darah sekalipun, yang terpenting adalah menyumbang poin untuk Indonesia", dan dia membuktikannya. Melalui serobotan dan blok-blok maut, mereka mampu menumbangkan pasangan yang di atas kertas jelas lebih diunggulkan, baik dari skill maupun pengalaman.

China akhirnya mampu menyamakan kedudukan menjadi 2-2 setelah Li Xuerui, peraih medali emas olimpiade London berhasil membuat Lindaweni Fanetri bertekuk lutut.

Pada partai penentuan, China menurunkan pasangan ganda putri ranking pertama dunia, sekaligus pasangan ganda putri yang sangat susah dikalahkan, Wang Xiaoli/Yu Yang. Indonesia sendiri menurunkan pasangan dadakan yaitu Liliyana Natsir dan Nitya Krishinda Maheswari. Pasangan Indonesia tidak mampu berbuat banyak dan akhirnya menyerah pada angka 21-12. Di game kedua, perolehan angka ketat hingga angka 19-19, namun dewi keberuntungan memang tidak berada di pihak Indonesia, Indonesia harus menyerah pada skor akhir 3-2 dan mengakhiri tradisi selalu masuk fase semifinal.

Ketika pertandingan berakhir, sontak kalimat-kalimat pujian bertebaran di dunia maya, terutama twitter. Saya yang biasanya langsung meneteskan air mata atau setidaknya tidak bernafsu untuk melakukan apa pun bila Indonesia menelan kekalahan, kali ini merasakan hal yang berbeda. 3 hari saya tidak bernafsu untuk makan saat Owi/Butet kalah di perebutan medali perunggu olimpiade London. Tapi kali ini lain. Indonesia kalah, dan saya tersenyum bangga.

Yah, kebanggaan yang amat dalam saya rasakan sore tadi. Saya yakin bukan hanya saya merasakan hal tersebut, ribuan orang lain yang mengaku rakyat Indonesia dan menyaksikan perjuangan mereka pasti akan merasakan sesuatu yang tak terdefinisi artinya.

Kita kalah hari ini. Kita kalah terhormat dengan kepala tegak karena usaha dan perjuangan yang telah dilakukan. Mereka, para atlet yang telah meneteskan keringat hingga kehilangan tenaga patut dihargai perjuangannya. Seperti apa pun hasil yang didapat, kebanggaan tetap menjadi milik kita yang berusaha.

Ini adalah titik awal kembalinya bulutangkis Indonesia ke jalan yang seharusnya. We are back to the right track. Kita berada di jalan di mana kita seharusnya berada. Kita berada pada jalur juara.

Terimakasih pahlawan, putra-putri terbaik bangsa. Kalian adalah ujung tombak kebanggaan yang dimiliki Indonesia. Biarkan orang mencerca dan menghina prestasi kita, kita sudah berada pada jalur yang sesungguhnya. Tuhan ada, Tuhan mendampingi kemana pun kita berjalan. God Bless Indonesia...


































"Do you know team work, Li Yongbo?"

No comments:

Post a Comment