Saturday, February 9, 2013

Thank you, Chou Tien Chen!!!

     Finallyyyyy, akhirnyaaaaahhh pemirsaaah, pergelaran Djarum Superliga 2013 -yang kata orang Korea mirip IO mini- selesai juga berbarengan dengan akhir tahun Cinak.

     Dan hari ini was so gokil bero, dan saya ngetik ini sambil ngerasain migren yang alamak selalu dateng tiap abis nonton betminten. Maklum ye, ana suka lupa makan lupa minum kalo nonton bulutangkis. Dan ditambah jantung yang setengah harian mencoba angkat barbel dan kecepatan detaknya lebih dari biasanya.

     Kemaren sih untuk yang final putri udah digelar. Dan as we know, Jayaraya Jakarta berhasil membawa gelar juara setelah mengalahkan Unisys Japan dalam 5 pertandingan berdarah-darah. Tapi karena ana tidak nongton dan match terakhir dihentikan pas game ketiga, jadi greget dan deg-degannya agak kurang dibanding hari ini.

     Dibuka dengan kemenangan Tommy Sugiarto yang harus jatuh bangun *aku mengejarmu* selama 3 set untuk menaklukkan Daren Liew yang kayaknya di dua set terakhir udah nggak fokus karena takut nggak kebagian angpao. Bung Ricky Subagja yang ganteng itu (sumpah ini penting abis) bilang kalo mas Tommy bin Icuk ini ibarat mesin diesel, panasnya telat tapi kalo udah panas nggak bisa dihentikan. Dan benar saja, di set kedua dan ketiga Tommy benar-benar di atas api alias on fire.

     Partai kedua mempertandingkan antara bwf no. 10 rank, Tan Wee Kiong ame sapa dah pasangannya lupa namanya melawan pasangan paling berisik sejagad raya, Rendra Wijaya/Rian Sukmawan. Yakalo situ pada pernah liat pasangan Djarum yang satu ini, pasti tau betapa hebohnya mereka kalo di lapangan. Apalagi dengan hobi aneh mereka yang selalu tukeran sepatu sebelah-sebelah. Mereka juga harus main 3 set dan akhirnya bisa memenangkan pertandingan.

     Partai ketiga harusnya bisa jadi partai terakhir kalo aja sedulurnya Lee Yong Dae yang diimpor langsung dari Korea, si om Lee Hyun Il, bisa menang dari the most gigit-able athlete from Malaysia, Chong Wei Feng. Sayangnya si bocah Malaysia yang minta diiwel-iwel ini nggak mau ngalah sama orang tua dan malah menghajar Hyun Il oppa 2 set langsung.

     Jantung saya yang kualitasnya biasa aja ini masih harus menanggung beban berat saat pasangan ganda Musica Champion, Fran Kurniawan Teng/Hadi Saputra harus kalah dari Goh V Shem/Lim Kim Wah.

     Dan partai terakhir, partai penentuan, partai pamungkas yang lagi-lagi harus dilakukan dengan jatuh bangun dan berdarah-darah. Adalah Muhammad Arif Abdul Latief yang harus berhadapan dengan tunggal putra ketiga Musica Champion yang dibawa fresh from Taipei, Chao Tien Chen. Dek Chen ini sebelumnya perasaan ya biasa aja gitu, nggak terlalu minat buat tau siapa dia walaupun namanya sih nggak asing dan dia juga ada daftar 30 besar bwf world ranking. Tapi semua berubah saat DBL Arena yang diisi para bonek betminten pecah mendukung Chen yang fighting spirit untuk menggites si Arip ini dia tunjukkan.

     Set pertama dimenangkan dengan agak susah payah oleh Chen. Dada saya udah kembang-kempis dan pengen pipis jugak.

     Set kedua keliatan berat dan Fran Teng keliatan sipit *okesip*. Chen harus jatuh bangun kepleset-pleset menghadapi serangan Arip yang gilak jugak. Dari kedudukan 18-15, jadi 19-15, terus jadi 19-19. Jantung saya mompanya kekencengan dan pas skor 20-19 untuk Chen, DBL Arena dan saya yang berada nun jauh dari kota Surabaya napasnya di-spasi, hening sejenak. Dan ketika skor berubah jadi 21-19, sontak Chao Tien Chen menjatuhkan diri ke belakang disusul dengan berhamburannya tim Musica Champion yang menindih Chen kayak orang abis ngegolin. Saya sih ngeri Chen nggak bisa napas aja ditindih kayak gitu.

     Setelah adegan tindih-tindihan, diangkatlah itu si Chen ke udara. Dan semua pecah. Saya nangis terharu. Padahal ini bukan final Thomas Cup. Tapi karena lawannya adalah si negara ono, jadi ya berasa beda aja gitu. Indonesia boleh kalah, tapi tidak oleh Malaysia. Ini #sikat ('0')9

     Dan Chao Tien Chen, seorang putra Taipei, menjadi pahlawan penyelamat Musica Champion. Dan seketika jutaan gadis-gadis manis Indonesia termasuk ana, langsung mengidolakan temennya Vic Zhou ini.

     Pas wawancara, dek Chen bilang seneng banget sama penonton Indonesia dan merasa bahwa dia seperti orang Indonesia, dan saya terharu lagi :')

     Terimakasih Chao Tien Chen, suporter Indonesia nggak akan pernah lupa sama kamu. Dan ana janji, nanti pas Indonesia Open SSP, ana akan dukung antum, Chen *asal nggak lawan atlet Indonesia*.

     Prestasi pembuka bagi Indonesia. Walaupun yang main bukan pure Indonesia, seenggaknya ada Tommy yang membuktikan bahwa dia juga sudah setara dengan pemain-pemain top dunia.

     Jaya terus badminton Indonesia, lanjutkan prestasi yang seharusnya menjadi milik kita. Dan buat om Hendrawan, please coming home, Indonesia miss you, Om :')

No comments:

Post a Comment