Kabar gembira hadir dari twitter Djarum Badminton hari Jumat yang ngirimin direct message bahwa aku menang 2 tiket vip untuk semifinal. A luck is coming to a loyal supporter. Aku langsung ngasih kabar ke Fitria yang akan nonton bareng di hari Sabtu bahwa kami batal nonton di kelas 1 seperti rencana semula. Harga tiket semifinal dan final untuk vip memang ga berprikeanak-kosan. 350 dan 400 adalah angka yang bikin jantung senut-senut. Tapi karena rejeki ga akan kabur, maka kami tetep bisa nonton pantatnya Lee Yong Dae dalam jarak hanya beberapa meter saja. Segerrrr buooosss :))
Pertandingan hari itu dimulai jam 11 untuk 2 pertandingan ganda putri, yang sialnya adalah Cinak semua. Aku sampai di sana sekitar jam 11. Telpon-telponan sama mas Djarumbadminton sepanjang jalan dan pake acara salah naik transjakarta adalah aktivitas pagi itu. Sampai di Istora, ternyata mas Djarum belum sampai, dan baru menghubungi lagi sekitar 15 menit kemudian. Fitria? Jelas belum sampai.
Setelah ketemuan dengan mas Djarum, ternyata tiketnya belum ada. Aku disuruh duduk di sebuah booth dukungan yang kemudian aku ikuti karena iming-iming hadiah. Dengan hormon testosteron yang membuncah, aku ikut games yang caranya adalah teriak sekenceng-kencengnya di depan mic. Suara kita akan membuat sebuah kaleng berisi tulisan hadiah keluar. Dan karena suaraku yang seksi ini, aku hanya dapet gantungan kunci. Tapi aku tetaplah pemberani. Sendirian teriak dan dipotoin mas-mas bule potograper Badminton Photo.
Beberapa waktu kemudian Fitria dateng dan ikutan games juga. Teriakannya sempurna, sempurna sekali (IIIIIN *uhuk-uhuk* DOOOO *uhuk-uhuk* NEEE *uhuk-uhuk* SIAAA *uhuk-uhuk*).
Tiket masih tetap belum diberikan, mas Djarum menjanjikan untuk memberi tiket pada jam 12. Kemudian kami yang nasibnya masih di tangan mas Djarum pun masuk liat-liat area dalam Istora yang diubah menjadi shopping center. Mirip mall deh pokoknya, ditambah dengan mbak-mbak SPG yang kata Dwi keteknya item X))
Jam 12 mas Djarum nelpon. Kami keluar dan langsung ketemu untuk ambil tiket. Kemudian kami berpisah dan sampai sekarang tidak bertemu lagi. Btw, makasih mas. Nomerku masih disimpen, kan? hahahaa
Sampai di dalem, match pertama antara Wang/Yu vs Ma/Tang ternyata udah selesai, dan sedang bertanding pasangan Cina lain yaitu Tian Qing/Zhao Yunlei vs Bao Yixin/Cheng Shu. Pertandingan lumayan seru. Walaupun bukan pemain Indonesia yang bertanding pun, penonton yang mulai memadati Istora sudah 'rusuh'. Belum ada pertandingan setelah 2 match ganda putri tadi. Namun ada beberapa hiburan dari beberapa artis dan yang paling menarik adalah hiburan dari 4 legenda bulutangkis Indonesia; Haryanto Arbi, Trikusharjanto, Sigit Budiarto dan Edi Hartono. Mereka sungguh menghibur dengan memainkan beberapa atraksi bulutangkis yang pas diliat malah jadi kayak komedi. Ada acara lempar-lempar kaos pas acara selesai. Lumayan itu yang dapet kaosnya Om Sigit. Victor, coy.
Jam 2:30 match pertama dimulai. Istora mulai porak-poranda lagi saat nama Lee Chong Wei disebut oleh announcer. Kemudian makin hancur berkeping-keping ketika nama Dyonisius Hayom Rumbaka disebut. Aku bahagia banget nonton match ini. Andai itu itu Datok melawan TH, pasti akan lebih emosional.
Selama ini aku sering nyebut Hayom rese' karena sering kalah di saat dibutuhkan. Tapi sepanjang pertandingan, sepanjang turnamen malah, Hayom tampil cemerlang. Hari itu, dia bisa memberikan perlawanan pada raja tunggal putra itu. Pada akhirnya memang dia kalah. Tapi, semua yang hadir langsung maupun yang menonton pasti tau bahwa itulah Hayom yang sebenarnya. Hayom yang dimiliki Indonesia. Momen mengharukan adalah setelah pertandingan, saat akan masuk ke dalam, Datok merangkul Hayom dan memberi advice sepanjang mereka berjalan. What a lovely Datok. Kata Fitria sih, Datok walaupun menang, nggak pernah bikin selebrasi berlebihan yang bikin orang kesel. Mungkin itu juga poin yang membuat dia dicintai di Indonesia. Once again, we love you, Datok.
Istora kembali menggemuruh ketika nama juara All England 2x disebut. Owi/Butet bertanding melawan pemain dari negaranya suami akoooh, Joachim Ficher Nielsen/Christina Pedersen. Andai bukan lawan Indonesia, pemain Denmark pasti didukung habis-habisan oleh suporter Istora. Indonesia-Denmark memang jodoh, seperti aku dan Jan :")
Sayang seribu kali sayang, pasangan kebanggaan Indonesia ini tidak bisa memberikan penampilan terbaik dan harus kalah 2 set langsung. Dari awal memang Owi/Butet seperti tidak 'lepas'. Bahkan di babak kedua mereka hampir kalah dari Fran/Shendy. Entahlah...
Penonton di Istora mulai agak lemes dengan kekalahan Owi/Butet yang digadang-gadang menjadi juara. Namun nama Tommy dipanggil dan pecah lagi itu stadion. Suporter Istora memang suporter terganas di dunia. Semua orang sudah mengakui. Entah berapa macam lagu yang digubah menjadi yel-yel dan entah berapa orang yang serak setelah acara selesai *tunjuk diri sendiri*.
Tommy berhadapan dengan Marc Zwiebler asal Jerman yang pada babak kedua mengalah Alamsyah yang bajunya kegedean itu. Dan sekali lagi, penonton Istora harus harap-harap cemas saat Tommy harus takluk 2 set langsung di tangan Marc.
Tapi bukan penonton Istora kalo ga bisa berisik lagi. Sekhawatir apapun, yang namanya bibir makhluk Istora memang nggak ada matinya. Sampai sekarang aku masih suka merinding kalo inget. Dan harapan terakhir ada pada Ahsan/Hendra yang akan berhadapan dengan pasangan Rusia yang salah satunya bukanlah manusia asli, melainkan kloningan dari Jerapah, Ivan Sozonov/Vladimir Ivanov. I guess, dulu emaknya Ivanov ngidam tiang listrik mungkin atau hobi makan sup gedung pencakar langit, tingginya bisa kayak rumah susun gitu.
Pertandingan menegangkan terjadi. Dan suara makhluk Istora belum habis. Dan pada saat akhir pertandingan, semua orang berteriak lega karena akhirnya Hendra/Ahsan bisa melaju ke final. Akhirnyaaaahhh...
Pertandingan selanjutnya antara Julianne Schenk vs juara bertahan, Saina Nehwal. Dan aku baru tau ternyata 'Julianne' itu bacanya 'Yuliani'. Kok apik tulisane?
Tapi aku dan Fitria laper jadi kami keluar cari makan, dan juga banyak orang yang meninggalkan kursinya, karena memang wakil Indonesia sudah habis.
Kami muter-muter cari makanan paling murah yang ada. Tapi ternyata bakso tahu-pun paling murah 25rb dan mendoan 2500. Mungkin pedagang di Istora sudah berkonspirasi dengan tukang hotdog di GOR Asia-Afrika *nyemil sosis 30 rebu*. Kami memilih makanan cepat saji dan memilih paket yang paling murah. Kemudian luntang-lantung kayak orang buta kehilangan tongkat karena ga dapet kursi.
Selesai makan dan minum multivitamin yang dikasih gratis oleh mbak SPG, kami kembali ke dalam setelah sebelumnya pipis dulu *ini penting untuk ditulis*. Match tante Schenk vs Saina ternyata belum selesai.
Secara mengejutkan, ternyata Saina harus menyerah dan melepas gelarnya tahun lalu. Schenk terduduk sambil menangis menutup mukanya saat poin terakhir di dapat. Aku terharu, lagi. Mboh aku kok terharuan banget. Schenk katanya memang lagi ada masalah sama PBSI-nya Jerman. Makanya di Sudirman Cup kemaren dia ga ikut.
Match selanjutnya kembali diisi oleh bendera merah berbintang kuning, Zhang Nan/Zhao Yunlei vs Xu Chen/Ma Jin. Btw, nenek Ma alias Ma Jin bilang kalo penonton Istora kayak loud speaker. Dia ga sadar kalo suaranya cempreng kayak kaleng --"
Xu Chen tampak ngeselin, Zhang Nan tampak ganteng. Aku juga baru tau kalo Zhao Yunlei manggil Zhang Nan dengan "Nan", bukan "yang", "beb", "ay" atau semacamnya. Mungkin karena ada aku di situ jadi Zhang Nan ngelarang Yunlei manggil yang aneh-aneh *kabeh wae sriiii*.
Pertandingan dimenangkan oleh Zhang Nan/Zhao Yunlei. Suaraku abis neriakin nama Zhang Nan. Ya mau gimana, salah siapa jadi orang kok manis. Siapa yang nggak wo ai ni cobak *eh pitikih?*
Selanjutnya adalah match tunggal putri antara Li Xuerui vs Yip Pui Yin jiayo. Kenapa Yip Pui Yin jiayo? Fans-nya teriak gitu sepanjang pertandingan *gagal paham*. Pertandingan agak alot karena rendang belum mateng, dan teriakkan 'Yip Pui Yin jiayo' dan' go Yippi go Yippi go' bikin kuping budek. Sang alien akhirnya mampu melaju ke final dan akan bertemu dengan mbak Yuliani di final. Fiuuuhh akhirnya selesai juga. Dan Chen Jin tetep ramah.
Eetttt, kata siapa udah selesai. Isrora boleh ga seramai di awal. Tapi cewek-cewek di Istora mulai tahan napas dan pasang kuda-kuda. Beberapa pemain Korea dan staf-nya -mungkin- duduk bench sebelah karena LYD/KSH vs SBC/YYS akan bertanding. Yang di lapangan boyband lagi pada pamer otot. Mata ya. Mata yang tadinya udah sepet jadi seger lagi. Bagai oasis di padang pasir. Cewek-cewek tanpa kendali. Ada cerita yang lumayan memalukan sebenarnya tentang ini, tapi diceritain nanti aja di postingan berbeda. Daripada merusak esensi ke-alay-an saya. Saya dan Fitria deng :D
No comments:
Post a Comment